28-02-2016, 10:34 PM
Quote:Quote: Pemkot Solo Minta Tambahan Kereta
Railbus Batara Kresna mendapat respons positif dari warga.
Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengajukan tambahan dua rangkaian kereta Railbus Batara Kresna ke Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Penambahan kereta Solo-Wonogiri ini dirasa mendesak direalisasikan.
Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ketika dijumpai Solopos.com, Minggu (5/7/2015), mengatakan permohonan pengajuan tambahan rangkaian kereta Railbus telah disampaikan langsung ke Dirjen Perkeretaapian belum lama ini.
Rudy melihat rangkaian kereta Railbus mendesak ditambah. Penambahan ini selain memenuhi tingginya minat penumpang naik kereta tersebut, juga sebagai kereta cadangan jika sewaktu-waktu ngadat.
“Kereta Railbus yang dimiliki sekarang hanya satu unit. Nah kalau mesin kereta rusak, tidak ada gantinya,” kata Rudy, sapaan akrabnya.
Rudy mengatakan tak hanya mengajukan tambahan kereta Railbus, pihaknya juga ajukan tambahan Sepur Kluthuk Jaladara. Kereta api ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Solo, yakni kereta uap yang melintas di tengah kota. Rudy berharap pengajuan tambahan rangkaian kereta tersebut bisa segera dipenuhi.
Pejabat Humas P.T. Kereta Api Indonesia (KAI) Daops VI/ Yogyakarta Gatut Sutiyatmoko menuturkan idealnya jumlah kereta Railbus ada tiga kereta untuk mengantisipasi ganguan teknis. Satu kereta sebagai cadangan dan satu kereta lainnya untuk tambahan operasional kereta.
Alhasil kereta bisa beroperasi selang seling dari Solo-Wonogiri maupun Wonogiri Solo. Sementara yang beroperasi saat ini hanya memiliki satu kereta sehingga rawan rusak. Pihaknya mencatat kereta Railbus sudah dua kali ngadat dan terpaksa diganti dengan kereta cadangan dari Prameks.
“Kecepatan Railbus maksimal hanya 40 km per jam. Dengan kecepatan rendah ini membuat mesin mudah panas,” kata Gatut.
Gatut mengatakan Railbus tidak bisa berjalan dengan kecepatan penuh. Selain jalur kereta api berada dekat dengan permukiman warga, juga tak sedikit perlintasan kereta api yang dilalui tanpa palang pintu. Pengoperasian railbus itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sepanjang jalur Solo-Wonogiri terdapat 118 perlintasan sebidang dengan jalan umum.
Dari jumlah tersebut, hanya 10 perlintasan yang dilengkapi dengan pintu pengaman. Kondisi tersebut membuat railbus tidak mungkin dioperasikan dengan kecepatan tinggi. Apalagi, jalur rel itu juga melintas di tengah kota dengan kondisi sejajar dengan Jl Slamet Riyadi yang merupakan jalan protokol Kota Solo. “Di tengah kota railbus dijalankan dengan kecepatan 20 kilometer per jam,” katanya.
Sedangkan saat rel menikung kecepatan kereta bahkan harus diperlambat menjadi 30 km per jam.
Operasional Railbus Batara Kresna
Tingkat Okupasi per hari 65%-75%
Tingkat Okupasi hari libur 100%
Kapasitas per perjalanan 146 penumpang
Harga tiket Rp6.000 per penumpang
Sumber: PT. KAI (isw)
http://www.solopos.com/2015/07/06/railbus-batara-kresna-pemkot-solo-minta-tambahan-kereta-621260
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Segera Tambah Frekuensi Kereta Solo-Wonogiri
Pythag Kurniati - 25 Februari 2016 17:27 WIB
Metrotvnews.com, Solo: PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta berencana menambah frekuensi kereta perintis dari Solo, Jawa Tengah, menuju Wonogiri. Selama ini, hanya satu kereta yakni bus rel Bathara Kresna.
"Minat masyarakat untuk jalur Solo-Wonogiri terhitung tinggi. Okupansi rata-rata Solo-Wonogiri 100 persen. Saat ini yang beroperasi untuk jalur tersebut hanya Bathara Kresna. Jadi kami wacanakan untuk menambah lagi frekuensi," kata Deputi Daop VI Yogyakarta Anang Yoyok, di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/02/2016).
Namun, Anang belum dapat merinci berapa frekuensi kereta yang akan ditambah. Ia juga belum dapat memastikan kapan hal itu dapat direalisasikan.
Saat ini, pihak Daop VI Yogyakarta berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk menambah frekuensi jalur Solo-Wonogiri itu. "Secara lisan telah kami kemukakan ke Ditjen KA," imbuh dia.
Manajer Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VI Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan, saat ini railbus Bathara Kresna beroperasi dari Solo ke Wonogiri setiap hari pukul 06.00 WIB dan 10.00 WIB. Sedangkan dari Wonogiri menuju Solo pukul 08.00 WIB dan 12.00 WIB.
"Wacana penambahan frekuensi ini juga karena ke depan Wonogiri berpotensi menjadi kota perdagangan dan industri. Banyak hasil tambang yang nantinya dapat diangkut menggunakan kereta api," kata dia.
Eko juga menekankan kepada masyarakat sekitar agar tidak membuat hunian atau bangunan di kanan dan kiri lintasan kereta api Solo-Wonogiri. "Kanan kiri jalur seharusnya steril dari bangunan," pungkasnya.
tapi malah dishubnya minta frekuensi kereta solo-wonogiri tidak ditambah... aneh.. padahal dulu minta ditambah , sekarang keretanya mau didatangkan dari Padang, malah minta tidak ditambah frekuensinya. lagi2 kebijakan dishubkominfo surakarta kurang sinkron dengan kebijakan walikota, apalagi kebijakan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Kalau lihat pengalaman pengoperasian railbus Batara Kresna sampai nunggu Jokowi jadi presiden itu melelahkan sekali karena banyak miskomunikasi, semoga pengoperasian yg railbus kedua kalau ditambah jadwalnya tidak ada hambatan yg dibuat2 lagi oleh pejabat2 yg ada.
Quote:Dishub Solo Minta Frekuensi Kereta Solo-Wonogiri Tak Ditambah
Pythag Kurniati - 27 Februari 2016 12:15 wib
Metrotvnews.com, Solo: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Solo kurang menyetujui rencana PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menambah frekuensi kereta perintis Solo-Wonogiri. Kepala Dishubkominfo Kota Solo, Yosca Herman Soedrajad, mengatakan lebih baik mempertahankan Railbus Bathara Kresna jurusan Solo-Wonogiri yang selama ini melakukan dua kali perjalanan (pulang-pergi).
Saat ini Railbus Bathara Kresna beroperasi dari Solo menuju Wonogiri setiap pukul 06.00 WIB dan 10.00 WIB. Sedangkan dari Wonogiri menuju Solo pukul 08.00 WIB dan pukul 12.00 WIB. Dua kali trip ini dinilai cukup sesuai dengan Public Service Obligation (PSO) atau subsidi yang diberikan, yakni sebesar Rp8 miliar di tahun 2016.
PSO kereta Solo-Wonogiri, kata Yosca, dalam pembahasan juga menjadi kendala saat pihaknya mengikuti rapat di Kementerian Perhubungan beberapa waktu silam.
“Saya sempat ajukan lebih dari dua kali dulu, namun tidak boleh. Hanya boleh dua kali. Setelah itu dihitung dan ketemu angka PSO-nya. Nah, itu yang kita saat ini gunakan sebagai patokan. Jadi, ya tetap dua kali saja tidak usah tambah frekuensi,” kata dia, Sabtu (27/2/2016).
Yosca juga berpendapat penambahan frekuensi akan memengaruhi lalu lintas. Pasalnya Bathara Kresna melewati akses jalan raya di tengah kota. “Dua kali trip ini selain menyangkut PSO juga menyangkut kepentingan lalu lintas masyarakat karena lewat di tengah jalan raya di kawasan Purwosari dan juga melewati jalan utama Slamet Riyadi,” kata Yosca.
Mengenai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang telah menyampaikan secara lisan kepada Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Yosca mengatakan akan tetap mempertahankan dua trip jika pihaknya melakukan koordinasi.
Sebelumnya, pada Kamis, 25 Februari, di Solo, Deputi Kadaop PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop VI Yogyakarta, Anang Yoyo, mengatakan akan menambah frekuensi kereta api perintis Railbus Bathara Kresna Solo-Wonogiri. Wacana penambahan frekuensi ini karena PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melihat animo masyarakat yang begitu tinggi. Penambahan frekuensi bahkan masih bisa dimaksimalkan hingga 10 perjalanan.
(UWA)