11-02-2014, 05:10 AM
sebetulnya wajar Kang, pertimbangannya;
- bahan bakar Lokonya kayu jati
- perawatan Loko
- perawatan kereta (kereta buat penumpang, gerbong buat barang)
- masinis yg sudah tersertifikasi
kalo jadwalnya mohon maaf saya ga tau
Quote:Solo Datangkan Kereta Uap Kuno Tambahan Untuk Wisata
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan mendatangkan kereta api uap tambahan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kereta uap yang rencananya akan didatangkan pada tahun awal tahun 2016 mendatang itu saat ini dipajang di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).ÂSebelumnya Pemkot Solo telah memiliki kereta uap yang dikenal dengan Sepur Kluthuk Jaladara. Kereta kuno tersebut telah beroperasi sebagai kereta wisata sejak tahun 2009 lalu.ÂExecutive Vice President Conservation and Herritage PT. Kereta Api Indonesia (Persero), Ella Ubaidi mengatakan permintaan untuk mendatangkan kereta uap tambahan tersebut telah ditayangkan oleh Wali Kota Solo kepada pihak Kementerian Perhubungan. Kereta yang rencananya akan didatangkan ke Solo itu berada di TMII.Â"Pak Wali sudah menyurati Kemenhub untuk mendatangkan kereta uap itu. Sebab, kereta tersebut dibawah pengelolaan Kemenhub," ujar dia, beberapa waktu yang lalu.ÂDijelaskannya, loko kereta api uap itu masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900. Sebelum dimuseumkan, kereta tersebut pernah melayani rute angkutan untuk wilayah Solo dan sekitarnya. "Seri loko kereta tersebut adalah D1410 dengan tipe roda gandar 2-2-T. Selain pernah melayani angkutan Solo dan Purwosari, kereta tersebut juga pernah untuk angkutan lintas Jawa," bebernya.ÂLebih lanjut dia menjelaskan kondisi kereta uap itu masih terbilang bagus alias tidak terlalu rusak. Sehingga sebelum diangkut ke Solo, kereta tersebut akan direstorasi terlebih dahulu.ÂÂ"Tahun ini baru akan dilakukan perencanaan untuk anggarannya. Setelah itu tahun depan dilakukan restorasi dan selanjutnya dikirim ke Solo," ucapnya.ÂMenurut Ella keberadaan kereta uap tambahan tersebut diharapkan dapat melengkapi keberadaan Kerata Uap Jaldara yang sudah ada di Solo. Rencananya kereta uap tambahan tersebut akan menjadi kereta wisata dengan jarak panjang, yakni Solo - Gundi - Kedungjati - Tuntang - Ambarawa.Â"Kalau Kereta Uap Jaladara untuk jarak pendek, sedangkan kereta uap yang akan didatangkan ke Solo tahun depan itu untuk melayani jalur panjang. Jadi dari Solo bisa menuju museum kereta di Ambarawa dengan melalui Kedungjati," tuturnya.ÂSelain mendatangkan loko kereta uap, lanjutnya, PemkotSolo juga akan mendatangkan gerbong kereta kayu. Saat ini, gerbong tersebut kondisinya rusak dan tersimpan di Museum Kereta Api Ambarawa. Alhasil, sebelum dikirim ke Solo akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
"Kayu-kayunya perlu diganti, semuanya kayu jati. Tapi kalau gerbong ini bisa (diperbaiki) lebih cepat, paling tiga sampai enam bulan sudah bisa dikirim," ujar Ella.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Solo, Yosca Herman Sudrajad mengatakan pihaknya perlu mendatangkan kereta uap tambahan. Pasalnya, kereta uap yang sudah ada saat ini sudah tidak mampu lagi memenuhi permintaan masyarakat.
"Nanti akan ada dua kereta uap yang akan beroperasi di Solo, yaitu kereta Jaladara dan satunya lagi kereta yang masih dalam proses itu," jelas Yosca.
Quote:SOLO, suaramerdeka.com – Operasional kereta api (KA) uap wisata Jaladara diwacanakan untuk diperpanjang hingga Wonogiri. Instansi terkait masih mengkaji kemungkinan penambahan rute KA tersebut, sembari menunggu kedatangan lokomotif uap cadangan Jaladara dari Jakarta.
Executive Vice President (EVP) Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, Ella Ubaidi mengungkapkan, rencana ini masih dikoordinasikan bersama Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) selaku pengelola wisata KA Jaladara. “Rencana pengembangan perjalanan Jaladara sampai Wonogiri ini dilatarbelakangi adanya penambahan lokomotif sebagai pendamping Jaladara,” kata dia, Senin (6/6).
Ella menambahkan, ide tersebut bisa jadi direalisasikan manakala lokomotif uap cadangan sudah tiba di Solo. Untuk diketahui, Pemkot berencana memboyong lokomotif kuno dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sejak 2015. Lokomotif itu bakal menjadi cadangan lokomotif Jaladara, seandainya kereta utama rusak atau menjalani pemeliharaan rutin.
“Lelang pengiriman lokomotif itu sedang berjalan dan mudah-mudahan bisa selesai secepatnya. Kalau bisa, setelah Lebaran lokomotif itu bisa sampai di Solo. Sudah tersedia anggaran Rp 600 juta untuk mengirim lokomotif tersebut.”
Sejauh ini, KA Jaladara baru melayani perjalanan dari Stasiun Solo Purwosari-Stasiun Solo Kota, melintasi Jalan Slamet Riyadi. KA berikut dua gerbongnya itu berjalan sebanyak 86 kali dalam setahun. Pada awal 2016, lokomotif buatan 1928 itu berhenti beroperasi lebih dari sebulan, karena ketel uapnya rusak.
Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajat menjelaskan, perpanjangan rute Jaladara itu masih terus dikaji. Kekuatan lokomotif menjadi salah satu aspek utama yang ingin diperdalam, sebelum merealisasikan ide tersebut.