Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Sakit di kereta api
#11
Jadi ga ada / belum ada standarnya ya dalam beberapa (misal 1 atau 2) gerbong harusnya ada staf PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yg dapat ditemui untuk membantu permasalahan kita.
Soalnya kalau ke restorasi kan cukup jauh bisa 3 atau bahkan 5 gerbong jaraknya. Nah kalau ada yang sakit atau ada masalah keamanan (kaitannya dengan Polsuska) harus lari cukup jauh ya ? Atau sekarang dengan adanya customer service di kereta bisa dihubungi lewat telpon ?
Reply
#12
Yg sering aku temuin yg biasa pake minyak tawon... jg kayu putih... Jd kalo duduk bersebelahan aromanya suka gak karuan...

Gimana kl di KAJJ yah? Perjalanan lama kalo sampe pusing, eneg, trus pingsan... Yah....

Reply
#13

Bisa menghubungi costumer service on train, responnya cepet kok. Pernah komplain via SMS terus beberapa detik kemudian udah dibales. Tapi dalam situasi darurat amannya telpon aja
Regards,
Public Transportation Enthusiast Arrow

Reply
#14
terkait sakit di kereta, apa awak kereta yang bertugas udah dikasih penyuluhan tentang tindakan P3K ya? Bingung
memang sih di setiap stasiun pemberhentian udah ada ruang kesehatan masing-masing, tapi semisal ada kejadian darurat kan mestinya ada persiapan P3K itu sendiri..
kalo semisal memang belum ada, ya monggo aja sih diajukan syarat dan pelatihan untuk awak kereta. soalnya P3K itu penting banget, dan yang menangani itu harusnya memang sudah terlatih gitu kayak pramugari/pramugara pesawat.
harapannya ga cuma prami doang yang bisa menangani P3K, namun seluruh awak kereta juga bisa Big Grin 

cerita sedikit ah, pengalaman sakit di kereta mulai yang ringan sampe yang menurut ane berat udah pernah.
yang ringan kayak masuk angin, solusinya beli tolak angin atau ngacir ke restorasi Ngakak

kalo yang berat, maksain nyepur naik bengawan dalam kondisi asma kumat
Reply
#15
Beberapa waktu lalu saya sempat membaca berita online  Xie Xie

Aksi Petugas PKD di KRL Obati Luka Penumpang Panen Pujian di Sosia Media





"Sumber Berita"


Kisah teladan seorang petugas KRL mengobati ibu paruh baya yang terluka di gerbong perempuan Commuter Line tujuan Tanah Abang-Serpong, menuai pujian dari netizen. Sebuah pemandangan yang mungkin jarang dijumpai sekarang ini, difoto oleh penguna sosial media Facebook yang kemudian di-posting di dalam akunnya.

Peristiwa itu terjadi 9 November lalu, awalnya seorang ibu paruh bayu merintih kesakitan sambil jalan tergopoh-gopoh masuk ke dalam gerbong KRL. Ia lalu berdiri dekat, karena saat itu semua kursi sudah terisi penuh. Tiba-tiba seorang petugas KRL bernama Supriatna mendekati si ibu. "Kenapa, Bu?" tanya si petugas.  "Saya jatuh tadi," jawab si ibu sambil menahan rasa sakit.

Dari kantong putih dekat pentungannya, Supriatna mengeluarkan obat Betadine ukuran kecil. Lalu ia jongkok mengobati luka di kaki si ibu.





UTAMAKAN KESELAMATAN..........!
Keluarga Anda Menanti di Rumah !

Juragan Warteg yang Juga Seorang Aktivis KA
Reply
#16

Bisa menghubungi costumer service on train, responnya cepet kok. Pernah komplain via SMS terus beberapa detik kemudian udah dibales. Tapi dalam situasi darurat amannya telpon aja
[/quote]

selain cara di atas, pan petugas atau kru reska jga suka mondar mandir..ya sampaikan aja keluhan kita mereka pas mereka ada/lewat..kalau sekedar cuma meminta obat sja sih, pasti mereka mau bantu ambilin koq..
kunjungi blog saya di Ngeledek


Lok Merah Biru
Reply
#17

Hebat !!!

Semoga apa yang dilakukan PKD tadi adalah standar pegawai KA, bukan hanya kebaikan semata dari sang petugas. Kalau hanya kebaikan saja itu artinya mungkin petugas lain belum tentu melakukan hal yang sama.
Reply
#18
udah ada yg bahas masalah ini belom yah, bukan sakit raga sih tapi... kesurupan.


Pernah liat apdetan status sosmed salah satu prami, lupa naik kereta apa kl ga salah senjut solo pas masuk CKP ada pnp yg mengalami kesurupan -__-
Coba diobatin ga bisa, gatau sih keadaannya ngamuk2 apa cm diem aja, masuk CN diobatin lg blm bisa juga sampe akhirnya ngelewatin PWT udah agak mendingan dan kalo ga salah orang nya turun di sumpiuh sampe senjut solo nya BLB

Nah kl kasusnya kaya gini kan membingungkan crew yg bertugas jg harus berbuat apa ya, ya emg diluar kendali jg sih.
"Penumpang menunggu kereta api BUKAN kereta api menunggu penumpang."
Reply
#19
Waw... Lama juga yah jarak antara Cirebon dg Purwokerto... Kesurupannya itu untung gak massal yah... Untung gak di dlm kelas sekolahan yah yg kerapkali suka ada aja berita kesurupan massal...
---------------------
Pengalaman perempuan pingsan pernah di KRL Commuter Line pas dr arah Duren Kalibata... Itu perempuan kt kesaksian bbrp penumpang udah terlihat cukup gelisah dg terus berdiri di pintu KRL.. Mungkin dsi ibu ini ada masalah kesehatan tp gak ada penumpang yg ksh tmp duduk. Soalnya sekilas si ibu ini sehat jasmani dan rohani, bukan manula, bukan lg hamil, bukan juga lagi kekurangan fisik semisal difabel... Begitu selepas stasiun Tebet jatuh pingsan GEDEBUKKK!!! ...persis di samping aku berdiri... Sayangnya, belakangan aku nyesel bgt dg cuma nurunin si ibu ini yg tergeleptak dikeluarin bgitu aja ke peron 5 stasiun Manggarai bagaikan ngedorong / gotong karung goni isi beras sekian ton... Selepas itu, yah udah urusan pr calon penumapng di Manggarai... Aku pun lanjutin perjalanan kala itu ke Sudriman kl ga salah inget...

Nyesel gak bbrp lama knapa aku bela2in ngejar wkt demi deadline apa saat itu, lupa... Padahal lbh baik nolongin si perempuan yg jatuh terkapar tsb krn pingsan yg harusnya aku utamain... Krn si perempuan tsb gak ada siapa2nya semisal keluarganya, temennya, siapanya gitu saat di dlm KRL...

Reply
#20
Ada benernya juga sih.... Biar nggak terjadi peristiwa momen brojol di dlm KA :

Home / Berita KA / Indonesia / Kereta Api / Ibu Hamil akan Dikenai Aturan Baru Untuk Naik Kereta Api Jarak Jauh
Ibu Hamil akan Dikenai Aturan Baru Untuk Naik Kereta Api Jarak Jauh
Bayu Tri Sulistyo 10.2.17 Berita KA , Indonesia , Kereta Api
[11/2/17]. Anda ibu yang sedang hamil? Dan anda hendak melakukan perjalanan jauh menggunakan kereta api? Ada aturan baru bagi anda ibu hamil yang hendak melakukan perjalanan jauh menggunakan kereta api. Ibu hamil yang diperbolehkan naik kereta api jarak jauh adalah ibu hamil dengan usia kandungan antara 14 hingga 28 minggu saja. Selain itu, bagi ibu hamil yang hendak naik kereta api jarak jauh harus ditemani dengan minimal 1 orang pendamping, entah itu saudara, suami atau teman. Aturan ini diterapkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau yang tidak terduga selama perjalanan kereta api. Lalu bagai-mana jika usia kandungan kurang dari 14 minggu atau lebih dari 28 minggu?

Apabila penumpang memiliki usia kandungan lebih atau kurang dari usia tersebut maka penumpang harus melampirkan surat keterangan dari dokter atau bidan yang menjelaskan mengenai usia kandungan, kondisi kandungan apakah dalam keadaan sehat atau tidak dan tidak memiliki kelainan apapun pada saat check in dan boarding. Lalu bagaimana jika penumpang lupa atau tidak tahu kalau harus membawa surat keterangan tersebut? Jika lupa atau tidak tahu maka penumpang harus memeriksakan kandungannya di pos kesehatan stasiun serta membuat surat pernyataan bahwa perusahaan dibebaskan dari pertanggungjawaban jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan selama perjalanan.

Apabila hasil pemeriksaan di pos kesehatan menyatakan bahwa kandungan penumpag tidak direkomendasi-kan atau terlalu beresiko untuk melakukan perjalanan jauh, penumpang dapat membatalkan membatalkan tiket perjalanan tersebut dan uang pengembalian tiket tersebut dibayarkan penuh alias 100%. Aturan baru tersebut akan mulai diterapkan pada 31 Maret 2017 mendatang.

RE Digest | Bayu Tri Sulistyo

Sumber :

Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)