25-02-2014, 09:50 PM
informasinya
SEMARANG, suaramerdeka.com - Setelah hampir seminggu diluncurkan KA Kalijaga dan KA Kamandaka, memang ada peminatnya tapi ada pula yang sepi penumpang. KA Kalijaga (Semarang - Solo PP) masih sepi penumpang.
"Ini wajar karena dengan tarif Rp 25 ribu cukup berat bagi penumpang penglaju, misalnya dari Gundih, Telawa, Kedungjati dan Tanggung. Terlebih lagi tidak melayani rute sore hari. Artinya di jalur ini harus disubsidi dan ditambah frekuensinya," kata Ir Djoko Setijowarno MT, Ketua Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Minggu (23/2).
Pemprov Jateng, kata Djoko, sangat mampu memberi subsidi untuk jalur ini tidak sampai Rp 2 miliar, jadi penumpang cukup membayar 50 persen dari tarif sekarang diterapkan.[/spoiler]
Semetara KA Kamadaka (Purwokerto - Semarang) belum begitu urgen disubsidi, hanya tingkatkan isian lebih 200 penumpang setiap perjalanan sudah cukup bagus. Tapi kalau mau disubsidi juga lebih baik. Ini menunjukkan kepedulian Pemprov Jateng pada pengguna angkutan umum.
[/quote]
Andaikan saja KA ini diluncurkan seperti KA Cirebon Ekspres yang menggunakan 4 KD2 dengan kapasitas 64 seat per kereta atau 256 seat per rangkaian maka dengan perolehan 200 penumpang , berarti dalam waktu singkat okupansi sudah mencapai sekitar 80 %
untuk trayek yang baru diluncurkan sebenarnya cukup menggunakan 4 K3 plus KMP3 , setelah terlihat ada kenaikan jumlah penumpang , baru rangkaian dimaksimalkan
Untuk KA Kalijaga memang perlu adanya peninjauan besaran tarip juga tarip parsial , syukur2 Pemerintah setempat membuka mata dan hati untuk dapat membantu memberikan subsidi sehingga nasib rangkaian ini tidak seperti KA Joglosemar/Banyubiru & KA Pandanwangi yang berokupansi rendah pada saat non weekend
SEMARANG, suaramerdeka.com - Setelah hampir seminggu diluncurkan KA Kalijaga dan KA Kamandaka, memang ada peminatnya tapi ada pula yang sepi penumpang. KA Kalijaga (Semarang - Solo PP) masih sepi penumpang.
"Ini wajar karena dengan tarif Rp 25 ribu cukup berat bagi penumpang penglaju, misalnya dari Gundih, Telawa, Kedungjati dan Tanggung. Terlebih lagi tidak melayani rute sore hari. Artinya di jalur ini harus disubsidi dan ditambah frekuensinya," kata Ir Djoko Setijowarno MT, Ketua Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Minggu (23/2).
Pemprov Jateng, kata Djoko, sangat mampu memberi subsidi untuk jalur ini tidak sampai Rp 2 miliar, jadi penumpang cukup membayar 50 persen dari tarif sekarang diterapkan.[/spoiler]
Semetara KA Kamadaka (Purwokerto - Semarang) belum begitu urgen disubsidi, hanya tingkatkan isian lebih 200 penumpang setiap perjalanan sudah cukup bagus. Tapi kalau mau disubsidi juga lebih baik. Ini menunjukkan kepedulian Pemprov Jateng pada pengguna angkutan umum.
[/quote]
Andaikan saja KA ini diluncurkan seperti KA Cirebon Ekspres yang menggunakan 4 KD2 dengan kapasitas 64 seat per kereta atau 256 seat per rangkaian maka dengan perolehan 200 penumpang , berarti dalam waktu singkat okupansi sudah mencapai sekitar 80 %
untuk trayek yang baru diluncurkan sebenarnya cukup menggunakan 4 K3 plus KMP3 , setelah terlihat ada kenaikan jumlah penumpang , baru rangkaian dimaksimalkan
Untuk KA Kalijaga memang perlu adanya peninjauan besaran tarip juga tarip parsial , syukur2 Pemerintah setempat membuka mata dan hati untuk dapat membantu memberikan subsidi sehingga nasib rangkaian ini tidak seperti KA Joglosemar/Banyubiru & KA Pandanwangi yang berokupansi rendah pada saat non weekend
.