01-01-2016, 08:49 PM
KA 4, Argo Anggrek Malam
Baru sampai di Jakarta Minggu subuh 18 Oktober 2015, malam harinya mendapat kabar kakak ipar yang dirawat di RS bersamaan dengan keberangkatan balik ke Jakarta mengalami koma dari penyakit ginjal yang telah dideritanya sejak 2 tahun lampau. Kondisinya terus menurun hingga esok sorenya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter rumah sakit.
Tak ingin berlarut-larut, Senin sore pkl 17.30wib langsung meluncur ke kantor untuk mengurus keperluan cuti dan berangkat ke Gambir 30 menit kemudian. Pinginnya cari tiket KA (pilihan Gajayana/Bima batal karena sudah pasti gak keburu, demikian pula dengan Jayabaya, Majapahit, Gumarang, maupun Bangunkarta). Pilihan tinggal Sembrani atau ABA Malam jika masih keburu/tersedia tiketnya. ALternatif lain terpaksa menggunakan moda transportasi udara yang berangkat esok pagi dari Halim.
Berangkat dari Cikarang naik angkutan umum pkl 18.00wib, sepanjang perjalanan was-was akan kemacetan sepanjang ruas tol Cikarang-Cawang hingga jalanan ibukota. Sesekali SMSan dengan rekan di kantor untuk cek ketersediaan tiket KA4. Masih tersisa 140an lebih katanya. Alhamdulilah masih aman rasanya. Dengan tetap berkomunikasi dengan family di kampung tak terasa angkutan umum berwarna 'merah' yang saya naiki telah melaju kilometer demi kilometer dengan lancarnya hingga tiba di Cawang UKI pada pkl 18.30wib. Sempat terpikir untuk melanjutkan perjalanan ke Gambir antara menggunakan transjakarta, KRL, ataupun angkutan lainnya karena menimbang peluang mendapatkan tiket KA Sembrani agar sampai di SBI lebih awal, akhirnya diputuskanlah menggunakan jasa ojek 'online' yang diinden secara offline dari UKI-Gambir sebesar Rp 50.000,00. Diantar bang ojek sekitar pkl 18.45an wib, melewati beberapa jalanan protokol ibukota, stasiun Manggarai, dll akhirnya tiba di Stasiun Gambir pas ketika KA Sembrani diberangkatkan.
Gagal berangkat bersama KA Sembrani, akhirnya saya menuju ke loket untuk memesan KA4. Seperti yang diinformasikan oleh rekan di kantor, ketersediaan tiket KA ABA masih sangat banyak. Segera saya meminta kepada petugas untuk membeli tiket dengan nomor tempat duduk berada di dekat jendela. Akhirnya saya mendapat nomor tempat duduk di Eks5 no 3D. Masih ada sisa waktu kurang dari 2 jam sebelum KA berangkat, saya menyempatkan diri untuk membeli makan malam di *s T*l*r 77 berupa paketan nasi goreng ayam + es jeruk nipis seharga Rp 23.000,00. Paketan ini saya rasa yang paling hemat dibandingkan resto-resto lainnya di area Stasiun Gambir. Porsi nasi gorengnya banyak dan rasanya enak. Malah lebih enak ini dibandingkan beberapa paket makanan nasi goreng di beberapa KA komersial hehehehe.
Saya sendiri boarding setelah KA Argo Lawu diberangkatkan, yakni sekitar pkl 20.20wib. Kondisi di lantai bawah dan lantai 1 cukup sepi. Sedikit berbeda di peron, selain beberapa calon penumpang, terdapat pula di peron barat para penumpang KA Taksaka yang memasuki rangkaian KA tersebut.
KA4 sendiri akhirnya tiba dan di langsir di Stasiun Gambir sekitar pkl 21.00wib. Saya mendapat kereta dengan nomor K1 097 19 dengan kondisi kereta yang sangat bersih, dan rapi. Kondisi toiletnya sendiri sangat bagus, diantara layanan KA penumpang PT. Kereta Api Indonesia (Persero), rangkaian KA ABA batch ini yang paling saya suka desainnya, kesan modern, bersih, lebih luas sangat terasa(maaf tidak terpotret). Bangku kursi sendiri memakai kulit yang tingkat kekerasannya saya rasa on par dengan kursi kulit di KA Gajayana yang baru diretrofit tahun lalu. Hanya satu kekurangan dari rangkaian 'terbaru' ini, yakni no footrest. Sangat mengganggu untuk perjalanan jauh yang memakan waktu hingga 9 jam tersebut. 2-3 jam masih bisa menahan, namun lebih dari itu siapa sangka
KA4 sendiri berangkat tepat waktu dari Gambir pada pkl 21.30 wib. Sepanjang perjalanan kondisi suhu ruangan dalam kereta cukup dingin, on par dengan Gajayana. Semenjak berangkat dari Gambir menuju Manggarai laju kereta agak tertahan, meski setelahnya lepas normal hingga tiba di Stasiun Cirebon pada pkl 00.16 wib. Seterusnya KA4 ABA Malam, tiba di Semarang Tawang sekitar pkl 03.00wib. Tak butuh waktu lama beberapa menit kemudian diberangkatkan kembali hingga tiba tebat waktu di SBI pada pkl 06.30wib tepat waktu!!
Yang membuat saya terkesan guncangan ABA sepanjang petak Cepu-SBI bener-bener alus lus lus... nyaris tiada getaran atau guncangan. TOP!!
Senin, 19 Oktober 2015
Gambir - Surabaya Pasar Turi
Baru sampai di Jakarta Minggu subuh 18 Oktober 2015, malam harinya mendapat kabar kakak ipar yang dirawat di RS bersamaan dengan keberangkatan balik ke Jakarta mengalami koma dari penyakit ginjal yang telah dideritanya sejak 2 tahun lampau. Kondisinya terus menurun hingga esok sorenya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter rumah sakit.
Tak ingin berlarut-larut, Senin sore pkl 17.30wib langsung meluncur ke kantor untuk mengurus keperluan cuti dan berangkat ke Gambir 30 menit kemudian. Pinginnya cari tiket KA (pilihan Gajayana/Bima batal karena sudah pasti gak keburu, demikian pula dengan Jayabaya, Majapahit, Gumarang, maupun Bangunkarta). Pilihan tinggal Sembrani atau ABA Malam jika masih keburu/tersedia tiketnya. ALternatif lain terpaksa menggunakan moda transportasi udara yang berangkat esok pagi dari Halim.
Berangkat dari Cikarang naik angkutan umum pkl 18.00wib, sepanjang perjalanan was-was akan kemacetan sepanjang ruas tol Cikarang-Cawang hingga jalanan ibukota. Sesekali SMSan dengan rekan di kantor untuk cek ketersediaan tiket KA4. Masih tersisa 140an lebih katanya. Alhamdulilah masih aman rasanya. Dengan tetap berkomunikasi dengan family di kampung tak terasa angkutan umum berwarna 'merah' yang saya naiki telah melaju kilometer demi kilometer dengan lancarnya hingga tiba di Cawang UKI pada pkl 18.30wib. Sempat terpikir untuk melanjutkan perjalanan ke Gambir antara menggunakan transjakarta, KRL, ataupun angkutan lainnya karena menimbang peluang mendapatkan tiket KA Sembrani agar sampai di SBI lebih awal, akhirnya diputuskanlah menggunakan jasa ojek 'online' yang diinden secara offline dari UKI-Gambir sebesar Rp 50.000,00. Diantar bang ojek sekitar pkl 18.45an wib, melewati beberapa jalanan protokol ibukota, stasiun Manggarai, dll akhirnya tiba di Stasiun Gambir pas ketika KA Sembrani diberangkatkan.
Gagal berangkat bersama KA Sembrani, akhirnya saya menuju ke loket untuk memesan KA4. Seperti yang diinformasikan oleh rekan di kantor, ketersediaan tiket KA ABA masih sangat banyak. Segera saya meminta kepada petugas untuk membeli tiket dengan nomor tempat duduk berada di dekat jendela. Akhirnya saya mendapat nomor tempat duduk di Eks5 no 3D. Masih ada sisa waktu kurang dari 2 jam sebelum KA berangkat, saya menyempatkan diri untuk membeli makan malam di *s T*l*r 77 berupa paketan nasi goreng ayam + es jeruk nipis seharga Rp 23.000,00. Paketan ini saya rasa yang paling hemat dibandingkan resto-resto lainnya di area Stasiun Gambir. Porsi nasi gorengnya banyak dan rasanya enak. Malah lebih enak ini dibandingkan beberapa paket makanan nasi goreng di beberapa KA komersial hehehehe.
Saya sendiri boarding setelah KA Argo Lawu diberangkatkan, yakni sekitar pkl 20.20wib. Kondisi di lantai bawah dan lantai 1 cukup sepi. Sedikit berbeda di peron, selain beberapa calon penumpang, terdapat pula di peron barat para penumpang KA Taksaka yang memasuki rangkaian KA tersebut.
KA4 sendiri akhirnya tiba dan di langsir di Stasiun Gambir sekitar pkl 21.00wib. Saya mendapat kereta dengan nomor K1 097 19 dengan kondisi kereta yang sangat bersih, dan rapi. Kondisi toiletnya sendiri sangat bagus, diantara layanan KA penumpang PT. Kereta Api Indonesia (Persero), rangkaian KA ABA batch ini yang paling saya suka desainnya, kesan modern, bersih, lebih luas sangat terasa(maaf tidak terpotret). Bangku kursi sendiri memakai kulit yang tingkat kekerasannya saya rasa on par dengan kursi kulit di KA Gajayana yang baru diretrofit tahun lalu. Hanya satu kekurangan dari rangkaian 'terbaru' ini, yakni no footrest. Sangat mengganggu untuk perjalanan jauh yang memakan waktu hingga 9 jam tersebut. 2-3 jam masih bisa menahan, namun lebih dari itu siapa sangka
KA4 sendiri berangkat tepat waktu dari Gambir pada pkl 21.30 wib. Sepanjang perjalanan kondisi suhu ruangan dalam kereta cukup dingin, on par dengan Gajayana. Semenjak berangkat dari Gambir menuju Manggarai laju kereta agak tertahan, meski setelahnya lepas normal hingga tiba di Stasiun Cirebon pada pkl 00.16 wib. Seterusnya KA4 ABA Malam, tiba di Semarang Tawang sekitar pkl 03.00wib. Tak butuh waktu lama beberapa menit kemudian diberangkatkan kembali hingga tiba tebat waktu di SBI pada pkl 06.30wib tepat waktu!!
Yang membuat saya terkesan guncangan ABA sepanjang petak Cepu-SBI bener-bener alus lus lus... nyaris tiada getaran atau guncangan. TOP!!