13-08-2012, 12:07 AM
Hari Kamis kemarin (9 Agustus 2012), akhirnya dapat kesempatan naek ABA GG dengan no KA 2, dari Jakarta ke Surabaya , kereta dengan bogie K9 dan ditemani oleh 3 gerbong bogie K5/K8. ABA GG waktu itu dengan stamformasi CC20411xx + 1 BP livery ombak + 3 K1 GG + M1 GG + 2 K1 GG + 1 Toraja + 1 Barang. ABA GG ini berangkat dari Jakarta telat dan tiba di Surabaya kecepetan.
Sebelumnya saya ingin berkomentar mengenai ABA GG ini, jujur gerbong GG ini adalah angkutan umum darat paling nyaman yang pernah ada, walaupun kondisi kursi ada beberapa yang sudah rusak, pintu otomatis belakang di gerbong saya jebol, lampu terang banget ( ngga terlalu berpengaruh juga sih ), passenger information display-nya ngga tersistem ( padahal bagus lhoh kalo dimanpaatin, 3 warna dan lebih atraktif, kalo kereta lainnya cuma warna merah doank ), tapi saya kasih 4 jempol deh. Ini memang kereta yang nyaman ketika kereta dalam kondisi berjalan, apalagi kalau bisa ngebut, meskipun ngga prama ato prami pun sekalipun ngga akan berpengaruh bagi saya, ngga tahu kalo bagi yang laennya. Bogie K9 yang baru sekarang ini memang lebih revolusioner daripada bogie K9 sebelumnya, bisa meredam guncangan tapi justru lebih banyak getaran vertical seperti kursi pijat, getaran banyak terjadi saat kereta dalam kondisi akselerasi. Waktu di perjalanan, saya sempet berdiri di bordes, saya mencoba mengamati gerbong belakang saya dan melihat bagaimana guncangan kereta ini jika dibandingkan dengan kereta dengan bogie K5, ternyata guncangan tidak terlalu dalem seperti K5, cuma saya menyayangkan sudah tahu seperti itu kereta hanya stabil di 90 - 95 km/jam.
OK. Berikut TR singkatnya, saya memakai handphone dengan jam tersetting otomatis sesuai jam operator. Seperti biasa, ABA ngetem di jalur 1, berangkat dari Stasiun Gambir 09.38, seperti biasa, ketahan bentar sebelum masuk Manggarai tapi ngga berhenti, ketahan lagi di Jatinegara, berhenti berntar, kemungkinan lokomotif masuk dipo. Lewat jatinegara dipaculah kereta hingga 104 km/jam tapi bentar doank cuma sampai stasiun apa ya, lupa pokoknya masih sejajar dengan jalan yang ada buswaynya. melewati Bekasi dengan 90 km/jam, kereta jalan stabil 80-95 km/jam sampai di Cikampek 10.37 ( ini pertama kalinya naek kreta Jkt - Cikampek kurang dari 1 jam ), berjalan perlahan, tancap terus, tapi lagi-lagi tetep kereta stabil di 95km/jam, ya udahlah, di Stasiun kadokangabus ketemu KLB terpal biru ( KRL Kfw dari Inka, berjalan lambat), tiduran bentar, puasa soalnya, ngantuk melulu, eeeh ternyata tiba di Cirebon kecepetan 3 menit yaitu jam 12.10, lumayan Jakarta - Cirebon 2 jam 32 menit, berangkat jam 12.20, sepanjang Cirebon - Semarang ngga terlalu banyak memperhatikan waktu, cuma di Pekalongan berhenti seharusnya ngga padahal. Nah, di petak Pekalongan - Semarang ada belokan dengan tikungan tajam yaitu sebelum masuk Stasium Kalibodri ( kecepatan sekitar 95 km/jam ) bikin badan tersentak ke kiri, saya pikir bakal anjlok nih, eeh tidak ternyata, perbaikin lagi dech jalurmya. Di petak ini kereta stabil di kecepatan 90-95km/jam dengan kecepatan minimal 65 km/jam di jalur pantai. Tiba di Semarang jam 15.23, telat 1 menit, berangkat lagi jam 15.30, setelah GPS HP error, ya udah liat perkembangan jalur ganda saja, udah cukup signifikan perkembangannya di Alastuwa - Cepu. Hari sudah mulai gelap, saatnya berbuka di kereta makan, meskipun mahal gpp lah, sekali-kali, lagian beli juga ngga sering, joz, minim guncangan, jadi bisa makan dengan tenang, waktu terus berjalan, ngga kerasa kereta sudah di Lamongan pada jam 18.35, ketemu Sembrani di Kandangan jam 18.53, telat berangkat ni, coba nyalain GPS lagi, bisa ternyata,Kandangan - Turi sampe 90 - 93 km/jam, akhirnya sampe juga di pasar Turi jam 19.10 menit alias kecepeten 1 menit. Berharap bisa diteruskan sampe Malang nih kereta, haha..
Nah, dari Jakarta - Surabaya total waktu yang dibutuhkan adalah 19.10 - 09.38 atao 18. 70 - 09.38 sehingga 9 jam 32 menit dengan kecepatan kereta stabil di kisaran 80,90,dan 95 km/jam,bebrapa hambatan kereta ini adalah tertahan di Manggarai, Jatinegara, taspat di Karawang, berjalan perlahan di Cikampek, Jatibarang, berhenti di Cirebon, berjalan perlahan di Brebes, Tegal, berhenti di Pemalang, Pekalongan, taspat petak Plabuan, taspat di Semarang - Alastuwa, dan beberapa di Alastuwa - Surabaya karena pembangunan jembatan buat DT. Kalo DT sudah jadi 7,5 jam bisa asal kereta stabil 100 - 110 km/jam. Saya yakin bogie K9 bisa dibawa sampe 130 km/jam, karena kecepatan 95 km/jam ngga terlalu kerasa sebenarnya. Tau dah kpan.
Jadi kesimpulan saya, semoga kelak PT Spor bisa membeli banyak gerbong K9, inilah kenyamanan yang sesungguhnya.
Sebelumnya saya ingin berkomentar mengenai ABA GG ini, jujur gerbong GG ini adalah angkutan umum darat paling nyaman yang pernah ada, walaupun kondisi kursi ada beberapa yang sudah rusak, pintu otomatis belakang di gerbong saya jebol, lampu terang banget ( ngga terlalu berpengaruh juga sih ), passenger information display-nya ngga tersistem ( padahal bagus lhoh kalo dimanpaatin, 3 warna dan lebih atraktif, kalo kereta lainnya cuma warna merah doank ), tapi saya kasih 4 jempol deh. Ini memang kereta yang nyaman ketika kereta dalam kondisi berjalan, apalagi kalau bisa ngebut, meskipun ngga prama ato prami pun sekalipun ngga akan berpengaruh bagi saya, ngga tahu kalo bagi yang laennya. Bogie K9 yang baru sekarang ini memang lebih revolusioner daripada bogie K9 sebelumnya, bisa meredam guncangan tapi justru lebih banyak getaran vertical seperti kursi pijat, getaran banyak terjadi saat kereta dalam kondisi akselerasi. Waktu di perjalanan, saya sempet berdiri di bordes, saya mencoba mengamati gerbong belakang saya dan melihat bagaimana guncangan kereta ini jika dibandingkan dengan kereta dengan bogie K5, ternyata guncangan tidak terlalu dalem seperti K5, cuma saya menyayangkan sudah tahu seperti itu kereta hanya stabil di 90 - 95 km/jam.
OK. Berikut TR singkatnya, saya memakai handphone dengan jam tersetting otomatis sesuai jam operator. Seperti biasa, ABA ngetem di jalur 1, berangkat dari Stasiun Gambir 09.38, seperti biasa, ketahan bentar sebelum masuk Manggarai tapi ngga berhenti, ketahan lagi di Jatinegara, berhenti berntar, kemungkinan lokomotif masuk dipo. Lewat jatinegara dipaculah kereta hingga 104 km/jam tapi bentar doank cuma sampai stasiun apa ya, lupa pokoknya masih sejajar dengan jalan yang ada buswaynya. melewati Bekasi dengan 90 km/jam, kereta jalan stabil 80-95 km/jam sampai di Cikampek 10.37 ( ini pertama kalinya naek kreta Jkt - Cikampek kurang dari 1 jam ), berjalan perlahan, tancap terus, tapi lagi-lagi tetep kereta stabil di 95km/jam, ya udahlah, di Stasiun kadokangabus ketemu KLB terpal biru ( KRL Kfw dari Inka, berjalan lambat), tiduran bentar, puasa soalnya, ngantuk melulu, eeeh ternyata tiba di Cirebon kecepetan 3 menit yaitu jam 12.10, lumayan Jakarta - Cirebon 2 jam 32 menit, berangkat jam 12.20, sepanjang Cirebon - Semarang ngga terlalu banyak memperhatikan waktu, cuma di Pekalongan berhenti seharusnya ngga padahal. Nah, di petak Pekalongan - Semarang ada belokan dengan tikungan tajam yaitu sebelum masuk Stasium Kalibodri ( kecepatan sekitar 95 km/jam ) bikin badan tersentak ke kiri, saya pikir bakal anjlok nih, eeh tidak ternyata, perbaikin lagi dech jalurmya. Di petak ini kereta stabil di kecepatan 90-95km/jam dengan kecepatan minimal 65 km/jam di jalur pantai. Tiba di Semarang jam 15.23, telat 1 menit, berangkat lagi jam 15.30, setelah GPS HP error, ya udah liat perkembangan jalur ganda saja, udah cukup signifikan perkembangannya di Alastuwa - Cepu. Hari sudah mulai gelap, saatnya berbuka di kereta makan, meskipun mahal gpp lah, sekali-kali, lagian beli juga ngga sering, joz, minim guncangan, jadi bisa makan dengan tenang, waktu terus berjalan, ngga kerasa kereta sudah di Lamongan pada jam 18.35, ketemu Sembrani di Kandangan jam 18.53, telat berangkat ni, coba nyalain GPS lagi, bisa ternyata,Kandangan - Turi sampe 90 - 93 km/jam, akhirnya sampe juga di pasar Turi jam 19.10 menit alias kecepeten 1 menit. Berharap bisa diteruskan sampe Malang nih kereta, haha..
Nah, dari Jakarta - Surabaya total waktu yang dibutuhkan adalah 19.10 - 09.38 atao 18. 70 - 09.38 sehingga 9 jam 32 menit dengan kecepatan kereta stabil di kisaran 80,90,dan 95 km/jam,bebrapa hambatan kereta ini adalah tertahan di Manggarai, Jatinegara, taspat di Karawang, berjalan perlahan di Cikampek, Jatibarang, berhenti di Cirebon, berjalan perlahan di Brebes, Tegal, berhenti di Pemalang, Pekalongan, taspat petak Plabuan, taspat di Semarang - Alastuwa, dan beberapa di Alastuwa - Surabaya karena pembangunan jembatan buat DT. Kalo DT sudah jadi 7,5 jam bisa asal kereta stabil 100 - 110 km/jam. Saya yakin bogie K9 bisa dibawa sampe 130 km/jam, karena kecepatan 95 km/jam ngga terlalu kerasa sebenarnya. Tau dah kpan.
Jadi kesimpulan saya, semoga kelak PT Spor bisa membeli banyak gerbong K9, inilah kenyamanan yang sesungguhnya.