Koreksi:
@mas Bagus:
Justru tingkat urgensi jalur ini tergolong tinggi, kenapa? Karena selain digunakan untuk kereta komuter & BBM, dia juga berfungsi untuk jalur cadangan jika tanggul lumpur Lapindo sewaktu2 jebol & lumpur menggenang ke mana2 hingga membuat wilayah di sebelah baratnya mendelep, kelelep bin tengggelam. Menurut sumber yang pernah saya baca (maaf lupa sumbernya , tapi saya jujur pernah baca ), tertulis bahwa daerah Tarik dst. tergolong paling aman dari jangkauan lumpur jika tanggul sewaktu2 jebol & meluber (semoga tidak terjadi, amin.). Oleh karena itu, jika jalur SDA-TLN-PBN-TRK tidak siap, maka bisa dibayangkan kalo perkeretaapian armatim benar2 lumpuh. [/quote]
Begini...Jalur relokasi ke ML/BW via BG tidak sampe TRK, cukup sampe Tulangan saja, baru dari TLN ke selatan menuju BG...memang kendala TLN-BG adalah pembebasan lahan, alangkah lebih bijak...biaya revitalisasi TLN-TRK digunakan untuk membantu dana pembebasan lahan TLN-BG. Jadi proyek sebaiknya cukup dari SDA sampe TLN saja.
Koreksi:
@mas fun_plano:
Jembatan pada gambar I memang hanya 1, tetapi bukan berarti dia tidak disiapkan untuk double track. Justru jalur itu juga disiapkan untuk double track, sama dg jalur SDA-TLN-PBN yg (kebanyakan) hanya punya 1 jembatan, tapi lahannya disiapkan untuk DT. CMIIW
[/quote]
Mungkin tidak dalam waktu dekat TLN-TRK itu DT, yang jelas DT dalam waktu dekat adalah SDA-TLN soalnya jembatan yang dipersiapkan pun sudah ada 2 sekarang ini..