Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Mblusuk Jalur Lori jaman Belanda
brarti nyusul ama pg-pg laen di jawa dong, contohnya pg tjoekir tuh ... tapi lok uapnya msh operasi gak ea? pngen liat lok D 10 'Salak' lgi dines euy ...
Reply

Terahir kesana (PG Redjosarie) masih aktif malaupun cuman buat langsiran pendek..

lok uap ny kalo nggak salah cm 3atau 4
kalo mau motert di sana kudu bayar lg..Bethe
TUT TUT.. KOBONG..!!




~Presjam~
Reply
hya, mau motret aja kudu bayar tuh ...

klu yg sekitaran madiun tuh kira2 msh ada kuq yg aktip lok uapnya, cntohnya pg poerwodadie (D 5, D 10, D 11, D 15 'n D 16), pg pagottan (E 6 ama E 7), pg kanigoro (yg kliatan sih D 6), ama pg sudhono (yg nie kata om bernd seiler baru ngidupin lagi slh 1 lok uapnya, yaitu C 3)
Reply

Ya...semenjak diberlakukannya sistem tidak terpusat (misal pemilik kebun tebu disekitar PG Kebon Agung, gak harus nyetor tebunya ke PG Kebon Agung, bisa ke PG2 laen yang ada di Jawa) angkutan menggunakan lori sudah molai ga efektif, cuma didinaskan buat langsir di dalam PG aja. Lama2 biaya perusahaan bengkak di perawatan lori, akhirnya almarhum de...
Reply

Ya...semenjak diberlakukannya sistem tidak terpusat (misal pemilik kebun tebu disekitar PG Kebon Agung, gak harus nyetor tebunya ke PG Kebon Agung, bisa ke PG2 laen yang ada di Jawa) angkutan menggunakan lori sudah molai ga efektif, cuma didinaskan buat langsir di dalam PG aja. Lama2 biaya perusahaan bengkak di perawatan lori, akhirnya almarhum de...
[/quote]

Ya betul rata-rata semua angkutan tebu dari perkebunan di angkut memakai truk dan malah di tarik pakai sapi seperti PG.Mojo Sragen, harus menerima keadaan karena PG rata2 sekarang ada di perkotaan dan angkutan lori di anggap kurang efectif karena menggangu pengguna jalan raya.
Yang masih menggunakan lori dari perkebunan adalah PG.Tasik madu karena jauh dari perkotaan dan areal masih luas.
Jangan matikan aku bila perlu tambah dan panjangkan jalurku, biarkan kereta melaju di punggungku....SPOR RAIDER

GREEN LIVING
Salam Kereta, Nuwun
Reply

Ya...semenjak diberlakukannya sistem tidak terpusat (misal pemilik kebun tebu disekitar PG Kebon Agung, gak harus nyetor tebunya ke PG Kebon Agung, bisa ke PG2 laen yang ada di Jawa) angkutan menggunakan lori sudah molai ga efektif, cuma didinaskan buat langsir di dalam PG aja. Lama2 biaya perusahaan bengkak di perawatan lori, akhirnya almarhum de...
[/quote]

Ya betul rata-rata semua angkutan tebu dari perkebunan di angkut memakai truk dan malah di tarik pakai sapi seperti PG.Mojo Sragen, harus menerima keadaan karena PG rata2 sekarang ada di perkotaan dan angkutan lori di anggap kurang efectif karena menggangu pengguna jalan raya.
Yang masih menggunakan lori dari perkebunan adalah PG.Tasik madu karena jauh dari perkotaan dan areal masih luas.
[/quote]

Selain itu...karena adanya sistem di atas..para pemilik kebun tebu harus mencari PG yang cocok dengan harga dan kualitas tebu yang mereka bawa. Ane pernah tanya ke sodara ane yang krja di PTPN. Para pemilik kebun tebu di Malang, belum tentu mereka membawa hasilnya ke PG Kebon Agung atau PG Krebet, mereka bisa saja taruh hasil tebu mereka ke PG di luar Malang, bahkan di luar Jawa Timur. Jadi tidak mungkin mereka mengangkut tebu mereka menggunakan lori. Karena sistem itulah secara perlahan lori sudah mulai ditinggalkan dan mulai banyak truk2 pengangkut tebu berkeliaran di jalan raya.
Reply
Betul juga ya kang Flano...apalagi pihak PTPN juga sudah kedodoran dalam hal perawatan fasilitas operasional lori dan jalurnya..Kapan ya...
Jangan matikan aku bila perlu tambah dan panjangkan jalurku, biarkan kereta melaju di punggungku....SPOR RAIDER

GREEN LIVING
Salam Kereta, Nuwun
Reply
tapi klu di-pikir2 emang cocok tuh pake lori, kan 1x muat bisa bawa banyak tuh dari kebon ke pabrik ... itung2 ngurangi beban jalan raya lah
Reply

Memank semua fungsi kereta api, ga hanya lori, ya seperti itu..mengurangi beban jalan raya. Kalo dulu masih menggunakan sistem terpusat dimana setiap PG khusus menampung seluruh tebu di sekitarnya ya lori masih berjaya. Kalo sekarang dimana para pemilik kebun tebu yang harus mencari PG yang cocok dengan tebu mereka..ya gak bakalan mau pake lori. Misal dari Malang mereka mau menyerahkan ke PG Olean di Situbondo, ya jelas ga mungkin pake lori. Kecuali ada jalur KA yang menghubungkan PG2 di Jawa. Selain RF..siapa lagi yang mau melestarikan lori2 sekarang yang hampir punah..
Reply

Ya betul mas Lori..dalam pertimbangan PTPN karena sudah kejepit perluasan perkotaan serta sentra industri dan efisiensi operasioanal lori yang hanya 1 tahun sekali ternyata tidak nutup biaya operational, akan tetapi tidak semua PG yang nutup jalur lorinya dan tetap ada yang di pertahankan meski dengan operational terbatas.Sedih
Jangan matikan aku bila perlu tambah dan panjangkan jalurku, biarkan kereta melaju di punggungku....SPOR RAIDER

GREEN LIVING
Salam Kereta, Nuwun
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 3 Guest(s)