Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Mblusuk Jalur Lori jaman Belanda
#51
Di madiun entah ada apa sudah musnah ane juga gak tahu kalo sekarang hehehe
Reply
#52

Saya jalan-jalan hunting foto di Madiun terakhir musim giling 2008-2009. Saya ke PG Pagottan, Purwodadi dan Gorang Gareng (Rejosari), loko masih aktif tapi hanya sekedar buat feeder dari emplasemen truk ke pabrik. Rel ke luar sudah dicabut semua.

Foto loko di PG Pagotan

Reply
#53
Wah sayang sekali ya mas toto padahal dulu lori madiun itu bersebelahan dengan jalan raya surabaya solo . Kalo pg geneng gimana mas toto
Reply
#54
yang di pinggir Jln. surabaya-Solo tuh sebagian masih ada karena menghubungkan antara emplasemen truk/ lori dan pabrik (PG Purwodadi). Ada jembatan yang selalu menarik perhatian Railfan mancanegara (Pak Rob Dickenson dkk). Btw, saya belum pernah ke PG Geneng.

Jepretan saya 2008 lalu



Salam,
Reply
#55
Wah mantap gambarnya . Tapi sayang sampean gak sekalian ke geneng ya mas toto padahal PG GENENG cuman 20km dari madiun. Padahal geneng ada jembatan lori yg gak kalahnya sama gambar sampean tapi sekarang saya gak tau nasibnya hehehe
Reply
#56
Loc uap lori sebenarnya banyak sekali dan tidak tahu apakah masuk kedalam daftar iventaris Negara yang harus di cagar budayakan
karena belum ada Musium loc lori di Indonesia, paling2 di bekas PG itupun hanya di pajang seekor dan yang lain pada kemana, mungkin rekan RF ada yang tahu properti lori ini sebenarnya dibawah departemen mana?
Jangan matikan aku bila perlu tambah dan panjangkan jalurku, biarkan kereta melaju di punggungku....SPOR RAIDER

GREEN LIVING
Salam Kereta, Nuwun
Reply
#57
tadi pagi 29-1-2010 saya jalan2 di sputaran setasiun kota iseng2 aja.. pas lewat jl. tiang bendera raya makan bubur ayam dulu,laper,ternyata murah 2500 perak. karena suasananya panas saya ngaso duliu di emperan mesjid Nurul Al Fatahilah yg berseberangan dgn rumah yg kelihatannya sangat tua gak ke urus tapi ada mobil mewahnya. Pagarnya pun sudah berkarat... tiba2 pas saya perhatikan lbh jls,ternyata pagar rumah tsb menggunakan rel kereta / lori yg sangat kecil ukurannya. kalo rel trem pasti bukan,karena rel trem ada dudukan lengkung dibawah buat rodanya. karena saya gak tau tipenya jd saya ukur permukaan rel tsb hanya 1 ruas jari telunjuk(kira2 cuma 2cm) dan bagian bawahnya 3 ruas jari kelingking (kira2 cuma 3 sampai 4 cm). sialnya saya gak bw kamera... yah..kalo ada rekan2 RF yg sering k stasiun kota silakan ke TKP..siapa tau ada yg bisa menjelaskan ttg ini..
Yang mau saya tanyakan: apakah dulu di jakarta memang ada lori penumpang?
Reply
#58

Sepengetahuan saya, loko uap lori dimiliki oleh pabrik gula yang menggunakannya. Makanya, menjadi hak masing-masing Pabrik Gula untuk menyimpan, merucat atau menjual loko tersebut. Misalnya, loko uap No. 4 milik PG Trangkil, Pati (satu grup dg PG Kebonagung, Malang) dijual kepada Railfans Inggris.

Sejak ditutupnya jalur lori PG Kebonagung di Malang, beberapa loko uap disimpan di depo loko dan sebenarnya masih bisa dijalankan (ini menurut keterangan para teknisi).

Sebenarnya jika ditilik dari riwayat penggunaan loko uap dalam industri gula di Indonesia, sudah selayaknya loko uap-loko uap yang ada diperlakukan sebagai suatu artefak arkeologi industri. Fenomena penanganan loko uap semacam itu bisa ditemui di negara-negara lain, misalnya Inggris dan Australia.

Sayangnya di Indonesia, pemerintah (dalam hal ini Dep Pariwisata Seni dan Budaya yang membawahi urusan museum dan penelitian arkeologis) belum nampak memberi perhatian pada nasib loko uap-loko uap peninggalan pabrik gula tersebut. Nasib loko uap-loko uap peninggalan pabrik gula nampaknya dalam beberapa waktu mendatang tak jauh beda dengan nasib artefak-artefak bersejarah lainnya yang banyak terabaikan.

Oleh karena itu, apakah rekan-rekan mau memulai untuk memelopori suatu langkah perlindungan dan konservasi terhadap artefak arkeologi industri berupa loko uap-loko uap tua tersebut? Suatu langkah yang pasti akan mendapat dukungan para edan spoor.

Salam,
Reply
#59
Lalu loko lori yg mempunyai hp gede itu jenis apa saja ya mas toto?
Reply
#60

Menurut Pak Rob Dickenson yang sudah Mblusuk jalur KA dan lori sejak jaman loko uap dulu, loko Luttermoller No. 6 milik PG Tasikmadu adalah yang paling besar. 150 hp.
Coba kunjungi situsnya

Salam,
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 5 Guest(s)