Semboyan35 Indonesian Railfans

Full Version: Napak Tilas jalur non aktif Kediri – Pare
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
Pages: 1 2
Dalam rangka mengenalkan kaum muda akan sejarah perkereta api. Maka, Railfans Blitar dan sekitarnya akan mengadakan napak tilas jalur non aktif Kediri – Pare. Jika cuaca dan waktu memungkinkan, kami juga melanjutkan napak tilas Pare - Jombang. Akan dilaksanakan Sabtu, 05 Januari 2013. Mulai berangkat pukul 07.30.
Bagi yang berminat menghubungi :
Arditya Mufida 0856 4623 1280
Nikodio Eko Prasetyo 0856 3031 270
Atas perhatiannya kami ucapka terima kasih. Salam RF Blitar dan sekitanya
no ku mas pisan hehehe, 08 999 222 773
budal jam 7 mas, ngumpul PJL
Halo halo,, ane numpang izin OOT dikit ya..

Ane cukup familiar sama Pare, Kediri, secara sempet "nyantren" selama 2 bln di kampung Inggris sekitar bln Mei-Juni 2009. Asal ane sih dr Jkt. Ke Pare bwt ngisi waktu nganggur setelah meraih ST dari Undip, Semarang. Sambil menyelam minum air Playboy

Ane dulu nyewa sepeda bwt mobilitas. Nah, pas weekend kan biasa jalan2 tuh, suatu saat pengen nge-challenge diri ane sendiri, ke Jombang naik sepeda. Sendirian. Ya udah, diniatin kuat deh. Sabtu2 ud bangun sktr jam 4 bwt sholat Subuh, trus masak *ndomie goreng, porsi dobel biar ada tenaga, sm minum susu. Sktr jam 5 pagi (blm sampe stg 6) brkt dari dormitory ane, Access 4. Pokoknya tu gowes aja, ga ngebut2, slowly but sure. Lewat pabrik gula Tebuireng yg asap cerobongnya monumental bgt,, truss lanjoot sampe sta Jombang. Istirahat bentar, sempet foto narsis d dkt semacam tugu kecil yg ada jamnya d dkt sta Jombang trus balik ke Pare lagi.

Pas ditengah perjalanan pulang, laper lagi (iyalah, secara..). Mampir di warung kecil pinggir jalan, makan deh. Trus minum *xtraj*ss campur susu. LAnjut perjalanan. Menjelang 10 km akhir menjelang sampe ke dormitory, rasanya udah capek bgt. Mau pingsan. tapi jalan terus. Itu gowes sepeda rasanya udah melayang, antara sadar atau enggak. Memasuki desa Tulungrejo, semangat deh, udah deket. kira2 jam stg 10 sampe d dormitory Access 4.

Perjalanan ane PP naik sepeda Pare-Sta Jombang sktr 4 jam.
Jarak, dipantau dari patok2 km jalan yang ada, perjalanan PP sekitar 60km

Setiba di dormitory, lemes banget donk. Sakit trus mandi, trus geletakin badan d kasur. Sialnya, efek *xtraj*ss pake susu, ane ga bs tidur sampe sore. Ane sampe berdoa, ya Allah, saya capek bgt, tp kenapa g bs tidur?? Huahua.. BetheSedih

Sekian cerita flash back ane ttg Pare Kediri - Jombang. Mohon maaf OOT yaah.. Xie XieBye Bye
ditunggu TR-nya agan agan sekalian. Tersenyuum
Laporan Napak Tilas Kediri – Pare, Sabtu 5 Januari 2013
Rute Kediri – Pare: Kediri – Bangsal – Pesantren – Gumul – Gurah Pasar – Gurah – Banjaranyar – Wonokasian – Gayam – Adan-adan – Sambirejo – Bendo – Pelem – Pare.

Stasiun Pesantren
Kami berangkat pukul 09.45 dan kami menuju Pesantren tiba pukul 11.00. Kami langsung ke Pesantren, karena sisa – sisa jalur masih nampak, dan berharap dapat informasi dari penduduk setempat. Disini kami berhenti untuk bertanya, kebetulan nara sumbernya mantan pegawai PJKA. Stasiun Pesantren berada di depan kami, kebetulan sudah berubah menjadi Toko . Jendela tiket juga masih tampak. Kami menduga toko tersebut adalah ruang peron, sedangkan sebelah ada tulisan “GANTI OLIE” adalah ruang PPKA, kerena posisinya yang memanjang. Bekas emplesmenya juga masih ada, sedangkan PG Pesantren yang lama berada didepan St Pesantren, tapai agak mengarah ke Barat sedikit. Bagian depannya sudah berubah menjadi ruko.

Stasiun Gumul
Kami melanjutkan ke Stasiun Gumul. Bekas stasiun sudah hilang, posisi tepat berada di tikungan dengan sedikit nyembul bekas rel nya, sekarang berubah menjadi warung – warung kecil. Lalu kami ke Stasiun Gurah Pasar yang sekarang sudah menjadi rumah warga, sedangkan Stasiun Gurah sendiri sudah jadi toko meubel dengan ruangan yang luas. Sinyal tebeng masih lengakap, baik dari arah Kediri, ataupun dari arah Pare. Untuk yang dari arah Pare dekat sinyal tebeng, jalur sudah tertutup oleh rumah warga.

Stasiun Gurah Pasar
Stasiun Gurah Pasar berjarak 1km dari St Gurah. Stasiun ini sekarang sudah berubah menjadi rumah warga.
Stasiun Gurah

Sinyal tebeng masih lengkap di Stasiun Pare, baik dari arah Pare maupun Kediri. Besar Stasiun Gurah masih tetap, sekrang menjadi Toko Meubel. Pemilik Toko Meubel ketika kami Tanya, juga menyatakan bahwa toko milikinya adalah Stasiun Gurah

Banjaranyar
Stasiun Banyaranyar, terletak didekat perempatan Desa Banjaranyar, sekarang berubah menjadi bengkel motor.

Wonokasian
Stasiun Wonokasian menjadi rumah penduduk. Rel masih terlihat meskipun sedikit.

Gayam
Stasiun Gayam masih tampak asli. Dari depan masih kelihatan seperti stasiun, penghuni rumah mengakui kalau dulunya stasiun. Sewanya Rp. 500.000 pertahun

Stasiun Adan-adan
Stasiun adan-adan yang masih tersisa adalah pondasi. Sebelah pondasi ada pos jaga

Stasiun Sambirejo
Stasiun Sambirejo sudah tidak berbekas sama sekali. Sekarang tepat bekas stasiun terdapat toko kecil, yang kebetulan saya kesana tutup

Stasiun Bendo
Seperti St Gurah, St Bendo sinyal tebeng baik dari arah Kediri dan Pare masih ada. Bangunan sudah menjadi pasar, dang menjadi satu dengan yang lain. Tapi, yang membedakan bangunan ini adalal bentuknya yang khas bangunan Belanda. Emplesemen Stasiun bendo masih terlihat

Stasiun Pelem
Stasiun Pelem tidak tersisa sama sekali. Bahkan, Stasiun Pelem sudah menjadi taman di Kota Pare

Stasiun Pare

Perjalan kami telah sampai di Stasiun Pare. Bentuk masih utuh, beberapa jalur juga masih tampak. Emplesemen sudah menjadi pasar.

Demikian laporan perjalanan kami. Kami sangat terharu dengan kondisi jalur Kediri-Pare, kurang begitu terawat. Menurut kami, meski jalur tidak aktif lagi stasiun/halte, rel seharusnya masih ada dengan harapan bisa masuk cagar budaya. Bahkan, mulai Stasiun Pesantren – Stasiun Pelem tidak ada papan yang menunjukan asset milik PT. KAI. Baru setelah masuh Stasiun Pare ada papan asset PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Kami RF Blitar mengharap saran dan kritik dati teman-teman RF. Karena, merupakan evaluasi bagi kami untuk lebih baik lagi. Terima Kasih
Salam Sepoor RF Blitar

Lampiran Foto Kegiatan Napak Tilas kami
1. Foto Stasiun Pesantren. Pada tulisan "GANTI OLIE" adalah ruang PPKA. Sebelahnya adalah ruang tunggu Stasiun Pesantren[Spoiler][/Spoiler]
2. Jendela loket Stasiun Pesantren [Spoiler][/Spoiler]
3. Stasiun Gurah berubah menjadi Toko Meubel (kursi), kebetulan saya langsung bertemu dengan pemiliknya menyatakan kalau tempatnya berjualan adalah Stasiun Gurah [Spoiler][/Spoiler]
4. Stasiun Gayam. Stasiun Gayam dulunya sebesar rumah ini. Disamping rumah tampak rel yang masih sangat jelas [Spoiler][/Spoiler]
5. Stasiun Pare [Spoiler][/Spoiler]
6. Peserta Napak Tilas dari paling kiri : Anas Findisari, Arditya Mufida (lbiru lengan panjang), Prambudi (RF Lawang), Hartotok (kelihatan kepalanya), Dhea Rafsaloka, Ilham Perdana (memakai kacamata), Muhammad Rifai, Nikodio Eko Prasetyo (jongkok) [Spoiler][/Spoiler]
waaah , kenapa Napak Tilas jalur non aktif Kediri – Pare nggak tanggal 25 januari kemaren. padahal pas tanggal segitu saya lagi di rumah pakde saya yang di pare yang tepatnya di belakang pabrik rokok
tambah lagi picnya dong gan!!
Tersenyuum

setuju ama agan aatea_goparmania, tambah lagi dong, trutama sinyal tebengnya bikin penasaran
menarik ini, lebih bagus lagi kalo fotonya lebih banyak, hehe...
dulu semasa masih di kediri dan main ke rumah saudara di pare, suka penasaran dengan jalur ini dan dulu cuman tahu eks stasiun pare saja, padahal ada banyak eks stasiun lain di jalur pare - kediri Big Grin
nggak ada acara ginian lagi ya??
Pages: 1 2