27-01-2011, 05:52 PM
Quote:Kamis, 27/01/2011 17:40 WIBKental aroma politik neh, bukan untuk mengarahkan kemajuan perkeretapian Indonesia. Mudah2an dugaan saya salah ya
Atasi Kenakalan di Kereta, Mantan Kapolri Diangkat Jadi Komut PT KA
Ninik Setrawati - detikFinance
Jakarta - Mantan Kapolri Jenderal (purn) Bambang Hendarso Danuri (BHD) diangkat sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang baru menggantikan Budhi Muliawan S. Selain itu, pemerintah juga merombak beberapa direksi dan komisaris KAI lainnya.
"Pak Bambang ada potensi untuk menertibkan, ini menyangkut kenakalan masyarakat di kereta. Contohnya pelemparan batu ke kereta dan lain sebagainya, kalau dia (BHD) yang pegang, dia kan sudah kenyang pengalaman," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar saat melantik direksi dan komisaris KAI di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (27/1/2011).
Selain itu, pemerintah juga memberhentikan Hekinus Manao dan Koessuyudono dari anggota Dewan Komisaris KAI. Diangkat sebagai penggantinya adalah Ashwin Sasongko dan Herry Bakti Singayuda Gumai.
Pemerintah juga memberhentikan beberapa direksi KAI, yaitu Achmad Kuntjoro dari Direktur Keuangan dan Julison Arifin dari Direktur Pengembangan Usaha. Diangkat sebagai pengganti keduanya adalah Kurniadi Atmosasmito sebagai Direktur Keuangan dan Rono Pradipto sebagai Direktur Keselamatan dan Manajemen Risiko.
Pada kesempatan yang sama, pemerintah juga merombak jajaran direksi Perum Bulog. Direksi yang diberhentikan antara lain Abdul Waries Pattiwiri dari posisi Direktur SDM dan Umum dan Sutono dari posisi Direktur Pelayanan Publik.
Kementerian BUMN mengalihkan penugasan Dedy SA Kodir yang semula Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha menjadi Direktur SDM dan Umum dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan sebelumnya.
Sementara untuk posisi Direktur Pelayanan Publik akan diisi oleh Agusdin Fariedh. Sementara Abdul Karim diangkat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
(ang/dnl)
Padahal banyak Bravo-bravo disini yg layak jadi Komisaris Utama dan jajarannya yang lebih tahu selak beluk perkeretapian kita