Semboyan35 Indonesian Railfans

Full Version: lebih baik mana ya perumka atau PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
Pages: 1 2 3 4
yang saya bold Pakdhe... emang sangat benar... namun celakanya... sebagai perusahaan jasa, justru sekarang operator hanya profit oriented jangka pendek... bukan profit oriented untuk jangka panjang...

buktinya... operator cuman memikirkan untung-rugi jangka pendek terus... tapi mereka lupa, bahwa yang dikerja perusahaan jasa itu seharusnya customers satisfaction.. dari situ, maka akan tercipta loyalitas konsumen... dari konsumen yg loyal, maka operator tinggal menunggu aja profit besar yang bersifat jangka panjang.. yang ada, karna yg dipikirkan cuman profit jangka pendek yg ada di depan mata... mangkanya lupa planning dan pelayanan untuk mendapatkan customer sdatisfaction dan profit jangka panjang... jadinya... ya pada kabur tuh penumpang K-1 nya... dibabat ama sepur mabur, yg selsih tarifnya ga jauh ma sepur beneran

lah ada wacana pemisahan operator KA dan operator prasarana... yang nantinya operator sepur cuman bayar TAC dan dibebaskan dari segala kewajiban IMO.. ini operator juga ngga mau... lah trus pie???
*emang sih opsi ini membuat oiperator existing kehilangan fasilitas monopolistik nya yang nyamanNgeledek

Hmm, kebetulan nih mas, saya salah satu mahasiswa sebuah kampus di bawah Kementerian Keuangan. Belum terlalu banyak tau sih. Yang jelas, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah belum adanya reformasi birokrasi. Tentu pada maklum kalo birokrasi di negeri ini kurang lebih seperti "kalau bisa dipersusah kenapa harus dipermudah" dan semuanya selalu "ujung-ujungnya duit". Nah, Kementerian Keuangan kan termasuk kementerian yang paling aktif melakukan reformasi birokrasi dan mengubah paradigma itu. Sementara kementerian yang lain malah banyak yang belum memulai reformasi birokrasi "peninggalan" orde baru ini Pasrah Aja Dah

Terkait reformasi birokrasi ini, saya gak tau juga ada hubungannya dengan perkeretaapian atau tidak. Tapi mungkin ini juga salah satu penyebab kenapa orang-orang berkuasa itu masih pada ingin memerah sapi yang sudah kurus kering ini Pasrah Aja Dah

Oh ya, Ini hanya pendapat saya yang masih hijau tentang pemerintahan. Lha wong sekarang masih dididik buat jadi calon pegawai kok. Jadi mohon maaf kalau mungkin ada pendapat yang agak nyeleneh atau gak nyambung Xie Xie

Yach...itulah "keunikan" kementrian2 di Indonesia. Gimana akan ada konsumen yg loyal & mau bikin customer satisfaction kalo harga pokoknya dah dibuat beda & tanggung, Om... Tau sendiri masyarakat Indonesia pada umumnya pola pikirnya kyk apa. Mesti ingat filosofi Ibu2 rumah tangga..., "kalo di pasar ada lombok yg harganya bs selisih 1000 lbh murah pasti akan mubeng2 dl di pasar kan...?" Ngakak


Hahaha, filosofi itu benar sekali bung Ngakak bahkan Nenek saya merupakan salah satu penawar terkejam dan tersadis yang pernah saya kenal Ngakak Eh, rada OOT. BTT! terkait dengan filosofi ini,banyak yang meninggalkan kereta api. Wong dengan harga yang sama atau kurang udah dapet fasilitas lebih di moda lain seperti kereta ban karet. Ckckckckck. apalagi diperparah si kereta ban karet masih bisa beli BBM Subsidi. Lengkaplah sudah alasan untuk meninggalkan si roda besi ini .... Pasrah Aja Dah

Semoga PT. KAI segera "bertobat" dan menyadari hal ini .... Xie Xie

Ngakak
Yg mestinya bertobat itu Menteri2 yg menaungi kinerja operator kereta api, Mas..Kyk Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri BUMN & Menteri ESDM. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) itu perusahaan milik negara apalg menyangkut pelayanan angkutan massal koq ya BBM-nya nggak disubsidi, sementara perusahaan milik swasta & kendaraan pribadi dibiarkan menikmati BBM bersubsidi. Harusnya kan kalo yg terluka satu ya mesti luka semua, kalo ada yg enak satu ya mestinya enak semua. (Maaf lho ya, saya cuma ngamati kinerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero), bukan KCJ)

Kalo KA diadu dgn sepur mabur ya jelas nggak fair karena perbedaan speed otomatis penumpang memilih yg waktu tempuhnya lebih cepat & tdk melelahkan, kecuali dr GMR ada akses rel ke Bandara jadinya ntar Argo Sindoro, Muria, ABA, Lawu, Dwipangga, Taksaka, Bima, Gajayana & Gopar cukup "dititipkan" di dalam pesawat tau2 dah nyampe ke kota tujuan masing2. Ngakak

Kalo diadu dgn moda transportasi darat dgn catatan BBM dikembalikan disubsidi, TAC dihapuskan tp PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih dibebani suruh nggrawat jalan kayaknya masih bs dibilang fair. Speed bs dibilang sama, tinggal sekarang gimana cara membuat servis memanusiakan penumpang. Yang paling nggak perbandingan 11 : 14 it's OK lah... Monggo, flash back ajah dgn status perusahaan yg sama 3 -4 th yg lalu dibandingkan sekarang. Apakah harga tiket kereta2 komersial sefantastis sekarang...?

Kembali ke judulnya, nggak selamanya PNS gajinya lebih besar dr karyawan BUMN lho. So, tetap optimis ajah menghadapi masa depan yg penuh tantangan. Xie Xie
Tapi sekarang kan sudah mulai ada kebijakan yg memanusiakan penumpang, asal dikelola dengan baik, pasti bisa membuat penumpang merasa nyaman, dan menjadi pelanggan yg loyal bagi PT KA.Xie Xie
Kalau dibagi 2 gitu siapa yg ngurusi stasiun, fasilitas perjalanan ka, rel, persinyalan dll ? Apakah harus dibentuk perush lain (BUMN baru - mis. kasih nama PT Wajamarga) yg lantas membebankan biaya operasionalnya kepada penumpang dengan tambahan biaya sekian persen pada tiket misalnya. Contohnya adalah angkasa pura I & II yg fokus pada pengadaan infrastruktur dan jasa operasi bandara. Kalo sekarang KA dikerjain semua tuh ! baik sarana dan prasarana. Atau kita kembalikan pada Kemhub saja semua prasarana ka di bawah Dirjen Perkeretaapian (tau sendiri kan yg namanya kinerja PNS ky gimana !).
Yg saya takutkan adalah ada oknum yang ga suka sarana dan prasarana ka dipisah manajemennya karena ada profit liar yang diambil oknum tsb dalam hal operasional prasarana ka mis : pengadaan batu ballast, pengadaan bantalan rel dll
menurutku...lbh baik perum drpd PT...
aku merasakan sendiri, gmna waktu PJKA, ganti Perumka kemudian jadi PT KA..

aku melihat ada beda motivasi kerja pada bapakku... (pegawai sintelis..)
beliau begitu semangat & mencintai pekerjaannya (loyalitas tanpa pamrih..) saat PJKA ataupun Perumka...bahkan jaman Perumka, semangatnya semakin nampak..

tapi begitu ganti jadi PT>>> langsung gembos..kayak kerupuk kena air..
kenapa?? sekarang ini org2 kereta, kerja cuma mikirin duit.... ga ada "cinta" sama sekali..
begitu kata Almarhum yg aku ingat..
Enak perumka,konsumen berkantong cekak enjoy bepergian, skali2nya ßĬsª ngerasain k1 wktu jaman perum. Sjak jd pt, jangankan k1, k2 aj uda mahal pisan (klo terpaksa banged deh naek k2)
Skarang mala lebi sadis, k3 dibatesin (kaya bbm premium nasibna) ditambah tarif minimum gak berlaku (gbms)
Btw klo kertajaya,matar, brantas masi bisa dpt tarip minimum 28k gak?
Kalo saya jadi pegawai PT KA, saya lebih memilih perusahaan tempat bekerja saya balik kembali menjadi PJKA. Nggak usah terlalu memikirkan profit. yg penting pelayanan kepada masyarakat. Yg paling penting lagi, hidup saya nyaman dgn status sebagai PNS krn gaji ditanggung negara, nggak peduli ini perusahaan mau untung apa rugi.
Pages: 1 2 3 4