25-07-2010, 03:42 PM
Saya kurang setuju dengan analisa bung joko tingkir, sebab jalur ini tersambung sampai porong.
Mungkin analisanya kurang tepat karena jalur Porong-Pandaan-Bangil masih satu perusahaan yaitu MSM. Selain itu, Belanda membangun rel kereta api untuk mempermudah pengangkutan. So, kalau tidak connect, menurut saya kurang beralasan karena kurang efektif, sedangkan belanda dalam membangun sesuatu sudah penuh perhitungan. Kalau bung jok tingkir lewatnya sekitar tahun 88-95 mungkin saja rel yang ke porong sudah lenyap. Ini beberapa buktinya :
Kalau cuman dekat sepertinya malah terlihat tanggung karena rata2 alasan pemerintah belanda tidak menyambung atau memasang rel dikarenakan kontur tanah, tapi disini tidak ada masalah dengan itu, apalagi untuk pengangkutan gula. Secara logika, tidak mungkin pendistribusian dengan sistim estafet yang hanya berhenti di Japanan dan dilanjutkan ke Porong.
Hear the voices of Indonesian railroads
.