27-07-2011, 08:35 AM
SOLOPOS, Rabu, 27 Juli 2011 , Halaman : II
Selamat tinggal kereta feÂeder Wonogiri
Sudah lebih dua bulan, kereta itu tak laÂgi terlihat. Banyak orang bertanya-tanya ke manakah perginya kereta dengan rangkaian dua gerbong itu. â€Untuk saat ini, kereta kami kandangkan dulu. Nanti dioperasikan lagi untuk keperluan lainÂnya,†kata Pejabat Humas PT KA Daops VI Jogja, Eko Budiyanto, Selasa (26/7).
Orang-orang biasa menyebut kereta itu dengan panggilan feeder Wonogiri. SeÂbab, feeder-lah satu-satunya kereta yang masih setia melintasi rel mulai StaÂsiun Purwosari Solo, lalu merayapi jalan utama Kota Solo dan membelah Alas KeÂthu sebelum akhirnya berhenti di Stasiun Wonogiri.
Sejarah mencatat bahwa kereta feeder pernah melintas hingga ke Baturetno, Wonogiri. Namun, setelah dibangun meÂgaproyek Waduk Gajah Mungkur, rel-rel keÂreta itu hilang tergusur proyek waduk itu. â€Sekarang, hanya Solo satu-satunya kota di Nusantara yang masih memiliki rel di tengah kota. Ini adalah kekayaan Kota SoÂlo,†lanjut Eko.
Perputaran zaman memang telah mengÂubah segalanya. Kereta feeder itu kini giÂliran tergusur oleh kereta modern bernaÂma railbus. Banyak orang menaruh harapÂan besar atas perubahan itu.
â€Padahal, kereta feeder itu dulu adalah transportasi utama warga Wonogiri yang mencari nafkah di Solo dan kota-kota beÂsar lainnya. Mereka itu para simbok-simÂbok pedagang pasar, para pengayuh beÂcak, serta para perantau,†kata Yudha, saÂlah satu penikmat kereta feeder asal SoÂlo.
Keramahan kereta feeder dengan kawula alit memang tak bisa dihapus begitu saÂja. Lihatlah harga tiketnya yang sangat terjangkau itu. Cukup dengan mengeluarÂkan uang Rp 2.000, para penumpang suÂdah bisa naik kereta itu. â€Sungguh seÂbuah kenikmatan yang tiada tara menikÂmati wisata kereta feeder Wonogiri,†kaÂta Eko Susanto, salah satu warga Solo.
Kini, kereta feeder tinggalah kenangan. Setiap pagi, orang tak akan lagi bisa meÂnyaksikan kereta itu melaju pelan deÂngan kecepatan 10 km/jam di tengah KoÂta Solo. Dan sebentar lagi, akan digantiÂkan dengan railbus Betara Kresna yang masih baru dengan mesin terbaru pula. Tentu saja, dengan harga tiket yang terÂbaru pula—yang mungkin tak lagi terÂjangkau oleh para kawula alit yang ingin pulang kampungnya di Wonogiri itu. KereÂta feeder Wonogiri, selamat tinggal... - Oleh : Aries Susanto
Selamat tinggal kereta feÂeder Wonogiri
Sudah lebih dua bulan, kereta itu tak laÂgi terlihat. Banyak orang bertanya-tanya ke manakah perginya kereta dengan rangkaian dua gerbong itu. â€Untuk saat ini, kereta kami kandangkan dulu. Nanti dioperasikan lagi untuk keperluan lainÂnya,†kata Pejabat Humas PT KA Daops VI Jogja, Eko Budiyanto, Selasa (26/7).
Orang-orang biasa menyebut kereta itu dengan panggilan feeder Wonogiri. SeÂbab, feeder-lah satu-satunya kereta yang masih setia melintasi rel mulai StaÂsiun Purwosari Solo, lalu merayapi jalan utama Kota Solo dan membelah Alas KeÂthu sebelum akhirnya berhenti di Stasiun Wonogiri.
Sejarah mencatat bahwa kereta feeder pernah melintas hingga ke Baturetno, Wonogiri. Namun, setelah dibangun meÂgaproyek Waduk Gajah Mungkur, rel-rel keÂreta itu hilang tergusur proyek waduk itu. â€Sekarang, hanya Solo satu-satunya kota di Nusantara yang masih memiliki rel di tengah kota. Ini adalah kekayaan Kota SoÂlo,†lanjut Eko.
Perputaran zaman memang telah mengÂubah segalanya. Kereta feeder itu kini giÂliran tergusur oleh kereta modern bernaÂma railbus. Banyak orang menaruh harapÂan besar atas perubahan itu.
â€Padahal, kereta feeder itu dulu adalah transportasi utama warga Wonogiri yang mencari nafkah di Solo dan kota-kota beÂsar lainnya. Mereka itu para simbok-simÂbok pedagang pasar, para pengayuh beÂcak, serta para perantau,†kata Yudha, saÂlah satu penikmat kereta feeder asal SoÂlo.
Keramahan kereta feeder dengan kawula alit memang tak bisa dihapus begitu saÂja. Lihatlah harga tiketnya yang sangat terjangkau itu. Cukup dengan mengeluarÂkan uang Rp 2.000, para penumpang suÂdah bisa naik kereta itu. â€Sungguh seÂbuah kenikmatan yang tiada tara menikÂmati wisata kereta feeder Wonogiri,†kaÂta Eko Susanto, salah satu warga Solo.
Kini, kereta feeder tinggalah kenangan. Setiap pagi, orang tak akan lagi bisa meÂnyaksikan kereta itu melaju pelan deÂngan kecepatan 10 km/jam di tengah KoÂta Solo. Dan sebentar lagi, akan digantiÂkan dengan railbus Betara Kresna yang masih baru dengan mesin terbaru pula. Tentu saja, dengan harga tiket yang terÂbaru pula—yang mungkin tak lagi terÂjangkau oleh para kawula alit yang ingin pulang kampungnya di Wonogiri itu. KereÂta feeder Wonogiri, selamat tinggal... - Oleh : Aries Susanto
.