26-09-2011, 08:41 AM
Ya itulah, paling jadwal si 21 diundur, toh 21 yg jadi permasalahan, ya coba diselesaikan dulu dengan "cara damai", yaitu mengundurkan "jam tayang", siapa tahu jumlah "pemirsa" meningkat.
Soalnya itu lho, kalo 21 dihapus, penumpang 24 mo dibawa ke mana? Katanya mau bersaing dengan moda lain, koq malah loyo? Cuma semata-mata kurang penumpang, ya carilah itu penumpang!
Travel ga semata-mata penuh karena waktu tempuh yang (katanya...) lebih cepat, tapi mereka dobrak "kekakuan" kereta, yaitu jam berangkat dan tempat berangkat yang beragam.
Coba juga travel kayak kereta, berangkat di satu tempat dan pada jam-jam tertentu. Belum tentu bakal laku...
[/quote]
setuju sama om dtRAiNeR n Gopar new image diatas, harusnya yang dianalisa adalah kenapa okupansi KA 21 nggak sebagus KA lainnya. Bukan langsung digrounded begitu aja. Kalau hanya mengambil data di stasiun awal sama akhir ya nggak valid. Contoh KA 24 misalnya. Dari GMR, penumpang K2 bisa diitung sama jari, tapi begitu masuk JNG sama BKS, tuh kereta penuh sampai banyak yang nggak kebagian tempat. Di PWK juga begitu, yang naik sama yang turun seimbang.
RF jamboapha, telah menjadi warga Semboyan35, Indonesian Railfans sejak Jan 2011.