07-10-2012, 12:12 AM
Makasih bro infonya, jadi gak deg-degan lagi nih lihat tiketnya hehehehe....
Saya rasa banyak yang berubah sama KA Gajayana sekalipun saya baru naik KA ini tahun 2005 lalu, gak kebayang apa kata sesepuh2 yang pernah naik KA Gajayana ini sejak tahun 1997 lalu(sewaktu masih memakai rangkaian K2)
Tahun 2005, waktu saya naik KA ini saja rasanya sudah seneng. Yang biasanya naik KA sekelas Penataran/Tumapel dalam suasana panas, kadang berdesakan, dan pernah ngerasain kursi/tempat duduk seperti kursi rotan jaman dulu harus merasakan naik K1, reclining seat, meja makan, AC dan seret fasilitas lainnya...
Alhamdulilah perjalanan saya naik KA Gajayana pertama kali tahun 2005 lalu mendapat kesan baik, bersama 6-7 orang teman saya yang berangkat naik KA ini dari ML semuanya puas. Harga yang dikeluarkan benar-benar worthed..
Beberapa fasilitas yang diberikan kala itu :
- Makanan, dari secuil(bener-bener secuil) potongan ayam, sayur buncis, telur dadar, kerupuk udang, sepotong pisang(besarnya kira-kira seperti pisang mas) dan segelas air mineral(merknya Aquaria... hahaha masih ingat saya) yang dikemas dalam kotak plastik berwarna hijau.. makanan baru dibagikan selepas Stasiun Madiun(Gajayana waktu itu berangkat setengah empat sore atau kira2 dibagikan pukul sepuluh malam) tapi karena lapar, porsi makanan yang sebenarnya gak ada separuhnya dari rata-rata yang biasa saya embat sekali waktu makan bisa habis juga... yang paling disukai tentu kerupuk udang buatan reska... rasanya setara dengan kerupuk udang yang dijual di supermarket besar... masih ditambah lagi dengan tissue harum Reska...
Seumur-umur baru kali ini naik KA diberikan makanan(ketahuan ndesonya saya), dulu KA Jatayu tahun 1997 waktu sebelum krismon harga tiketnya sebesar 9000rupiah hanya diberikan roti
Sayang, paket makanan ini dihapus beberapa tahun lalu, meski PT KA sudah mencoba lebih 'manusiawi' dimana kotak makanan tidak lagi dibagikan setelah stasiun Madiun, tetapi maju di Stasiun Kediri sehingga penumpang tidak perlu lama-lama melaparkan diri.. Terakhir akhir tahun 2008 lalu, ketika naik KA Gajayana dari Malang masih mendapat suguhan teh panas manis dalam cangkir berwarna hijau.. kalau sekarang yah sudah gak mendapatkan hal ini lagi..
- AC. AC berfungsi maksimal... saya ukur suhunya gak lagi suhu ruangan aka 25 derajat, tapi setara dengan suhu di Kota Batu atau kawasan Puncak, Bogor.... Dengan selimur dan bantal berwarna hijau, nyenyaklah tidur saya dibuatnya(justru diperjalanan pertama naik KA ini sebagian besar waktu perjalanan dibuat tidur dengan nyaman)
- Interior, disini saya mendapati banyak perubahan yang berarti.. mulai dari tampilan kaca jendela dari tahun buatan tahun 90an, kemudian berubah menjadi gerbong kelas satwa dan berubah menjadi 'setara' kelas argo seperti jendela pada pesawat terbang... kemudian bagasi yang bisa ditutup seperti sekarang ini, hingga kebersihan dalam kereta.. tahun 2007 lalu ketika saya naik di kereta 4 dan membaca majalah KA, terdapat kritik dari penumpang KA Gajayana dimana didalam kereta 4 sewaktu malam sering berkeliaran clurut aka tikus yang berukuran kecil... dan kejadian ini juga menimpa saya, beruntung saya gak jadi korban.. ibu-ibu disebelah saya sempat ketakutan sewaktu menempatkan tas kresek berisi makanan(keadaan tertutup) dibagian bawah dan sering dilewati tikus-tikus yang berkeliaran... sering terlihat waktu itu beberapa ekor tikus berkeliaran melewati bagian bawah kursi penumpang, dan ada penumpang lagi2 di bagian belakang yang sempat terkejut karena kakinya dilewatin para tikus-tikus itu.. untungnya, ketika saya memakai KA Gajayana berikutnya di awal tahun 2008 tidak ada kejadian lagi tikus yang berkeliaran di kereta 4, setelah itu kereta KA Gajayana diubah setara kelas satwa dan mulai 2009 diubah lagi seperti yang kita lihat sekarang ini.. Dari sekian perubahan baik ini sayangnya masih meninggalkan satu kekurangan, jika dulu lantai kereta berkarpet sekarang tidak... jujur lebih nyaman memakai karpet dulu, meski gak enaknya bisa merepotkan petugas KA jika lantai kotor...
- Televisi
Tahun 2005, televisi ukurannya kayaknya gak sampe 14inch dan seperti 'ditanam' di dinding kereta.. sekarang sudah memakai TV LCD, lengkap dengan digital board berupa informasi nama kereta dan konfigurasi tempat duduk(AB CD)
- Jadwal
untuk keberangkatan 90% lebih selalu tepat waktu.. hanya sekali saja pernah telat berangkat sekitar setengah jam dari stasiun ML karena harus menjalani perbaikan teknis.. untuk kedatangan sih sebenarnya jujur, gak pernah ngerasain tepat waktu.. paling 'cepat' telat 15 menit karena sempat berhenti di stasiun Ngebruk, awal April lalu, dan paling telat sekitar 2,5jam(Oktober 2008) ML-JAKK dan 2 jam (pertengahan November 2010) utk relasi JAKK-ML...
- Pengalaman seru
1. Pernah sewaktu habis mengikuti sidang KP di Meruya, harus buru-buru ke Gambir untuk pulang ke Malang naik KA(harapannya dapat Gajayana).. apa daya, sudah berangkat dari Meruya jam 3 siang, dan jam setengah empat terjebak banjir akibat hujan lebat di beberapa titik perjalanan antara Duri-Tanjung Duren.. Yang biasanya ditempuh 30menit, terpaksa harus ditempuh 1jam lebih.. dibeberapa titik malah banjir mencapai ketinggian 50cm lebih.. Lepas dari Grogol menuju Semanggi, awalnya lancar-lancar saja sampai Slipi... namun di hari Senin sore keadaan berubah seperti neraka saja... ini pertama kalinya saya mengalami stuck/macet tidak bergerak selama hampir setengah jam.. alhasil sampai di Semanggi jam menunjukkan pukul 5 sore.. 2 jam untuk perjalanan sepanjang 15km.. edan.... selepas itu naik Busway menuju MOnas, dan oper lewat ojek dari monas-gambir(6ribu rupiah).. yang seru disini, sampai di gambir jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore... langsung ke loket dan pesen ke kasir untuk KA Gajayana ke Malang.. apa daya, baru sampai di meja kasir pengumuman dan peluit keberangkatan KA Gajayana sudah dikumandangkan.. setengah lemas dehh gagal pulang ke Malang saat itu juga naik KA Gajayana... untungnya kasirnya ramah dan memberikan opsi untuk naik Sembrani(jam 19.30wib) atau ABA(21.30wib) dari gambir dengan harga hanya selisih 10ribu rupiah saja... Karena ingin cepat2 naik KA dan merasakan kenyamanan didalamnya akhirnya saya pilih Sembrani.. Ada hikmahnya juga, lama perjalanan Sembrani meskipun telat hanya 10jam saja dari jakarta-SBI, kalau Gajayana bisa sampai 15,5 jam lebih.. coba KA Gajayana bisa ditempuh dalam waktu segitu dimasa depan..
2. Kejadian ini berlangsung sekitar 3 kali.. sebenarnya kedatangan KA Gajayana menuju JNG terancam telat... namun entah kenapa KA yang saya naiki sempat berhenti di petak menuju stasiun Cikarang dan Lemah Abang... karena kebetulan kost2an saya berlokasi dekat sini daripada harus turun di JNG, akhirnya saya memilih 'meloncat' dari bordes KA, dibantu turun dari KA oleh penumpang yang lagi duduk di bordes... Alhamdulilah berakhir dengan selamat karena kebetulan KA benar2 dalam kondisi berhenti.. andaikata KA masih berjalan dengan kecepatan 10-20km perjam pun saya tidak akan nekad untuk turun.. Jika saya memilih berhenti di JNG, bisa jadi baru sampai di kost2an sekitar 3-4 jam kemudian... lumayan menghemat waktu jadinya..
- Polsuska
jaman awal2 naik KA Gajayana, Polsuska nya biasanya cowok semua... tapi kini untuk perjalanan dari Malang beberapa kali dibarengi oleh polsuska cewek yang cakep-cakep dan bodinya bahenol bin seksi... Asikkkk iki...
RF yang dari Malang pasti tahulah kayak apa orangnya.. .