24-09-2012, 08:20 PM
Hmmmmm...., wani piro....?
Emang mau dibuat kereta tidur model kyk apa, Kang...? Semakin lebar space semakin mahal lho...
Misalnya saja nich..., harga produksi 1 kereta (harga pokok + profit) Rp 16.000.000,00 terus dibagi 50 seat didapat per seat Rp 320.000,00. Lha kalo harga produksinya sama tp dibuat kereta tidur dgn kapasitas 30 org akan diperoleh angka Rp 535.000,00 (pembulatan). Mau...?
[/quote]
Kalo saya lebih prefer jika kursi diberi foot rest daripada gerbong tidur karena kondisi interior sudah cukup nyaman. Jika perlu tempat bagasi yang berada di ujung kereta itu diperkecil dan kamar mandi dibuat seperti argo anggrek deket sambungan sehingga space lebih longgar. Smoga aja yang nglola bisa terinspirasi dari bis-bis malem kelas kakap.[/quote]Bukankah selama ini di K1 kursinya sudah ada sandaran kaki ya?[quote]
Sandaran kaki sih tahu, kalo ga salah namanya armrest ( sandaran lengan tapi lengan kaki alias paha, hohoho ). Dulu Argo Anggrek gerbong pinky pernah ada, tapi semenjak diretrofit ke purple tahun 2008 malah dihilangkan, parahnya di Go Green ngga dipasangkan lagi. Setelah karpet kemudian armrest, ilang semua.
Nah, itu yang ingin saya harapkan di Gajayana, pake karpet dan armrest (paha), ditambah lagi pake bogie boltersless dan suspensi udara. Kalo Argo ANggrek sebelum GG sering anjlok, mungkin karena suspensi udaranya kurang bergeser ke tepi, tetapi pada GG dengan adanya kotak itu otomatis suspensi udaranya berada di tumpuannya dan lebih mendekat ke tepi gerbong sehingga bisa mengurangi resiko kreta anjlok. Sehingga kelak bisa diterapin dijalan yang berliku. Memang bener gini ya, CMIIW deh.