24-03-2010, 09:26 AM
(This post was last modified: 24-03-2010, 09:42 AM by Penjelajah.)
Secara administratif memang terpisah, karena beda perusahaan dan beda visi. Tapi tidak secara fisik. Jalur lintas KSM, BDsM, MSM, PBsM, SDS, NIS, dll nyaris semua bersambung dengan jalur SS. Kenapa Stasiun PWT Timur tersambung dengan PWT? Kenapa Stasiun PE terhubung ke Kediri juga? Kenapa OJS tersambung dengan Pasar Turi dan Semut? Banyak lagi yang bisa disebutkan..
Soal gauge, alasan dana tentunya dipertimbangkan. Hanya sebenarnya kendala teknislah yang jadi masalah utama eksisnya 1435 mm. Setelah studi kelayakan dan penelitian Belanda saat itu, diputuskan bahwa 1067 mm lebih cocok diterapkan di Indonesia, negeri kepulauan yang berkontur pegunungan.
Benar, termasuk itu juga. Masih bisa disebutkan beberapa jalur cabang lain yang mengalami kendala serupa.
Untuk menjawab trit ini semalam tak putar lagi video² koleksi saya tentang kereta api tempo doeloe. Disitu juga terekam sejarah lintas PWT-Wonosobo ini. Selalu terharu, dan dan sedikit air mata. Sedikit rasa perih melihat menjulangnya perkereta apian saat itu dibanding sekarang. Betapa agung, indah, dan senangnya menyaksikannya....