23-03-2010, 02:26 PM
Kayaknya sih akan di revitalisasi, tapi ya itu masih dalam penjajakan seperti yang tertulis pada berita dibawah ini:
PT Kereta Jajaki Pengaktifan Jalur Lama
Senin, 22 Maret 2010 ; 13:41 WIB TEMPO/Ayu Ambong
TEMPO Interaktif, Purwokerto -PT Kereta Api Daerah Operasi V Purwokerto, Jawa Tengah menjajaki dua jalur lama, dan berencana mengaktifkan kembali jalur kereta api Kroya-Banjarpatroman.
Jalur tersebut dihentikan pengoperasiannya tahun 2006. “Saat ini traffic penumpang cukup tinggi, jalur ini diharapkan bisa mengangkut penumpang dari Jawa Tengah menuju perbatasan Jawa Barat,†imbuh Surono.
Jalur itu saat ini baru akan disurvey oleh Daop V untuk mengetahui kelayakan dan biaya yang diperlukan untuk revitalisasi jalur tersebut. Survey tersebut diperkirakan baru akan rampung pada akhir tahun ini.
Sedangkan jalur lainnya yang sedang dijajaki untuk direvitalisasi kembali yakni jalur Purwokerto-Wonosobo. “Namun kemungkinan saat ini kecil, sudah banyak pemukiman di jalur tersebut,†katanya.
Senin, 22 Maret 2010 ; 13:41 WIB TEMPO/Ayu Ambong
TEMPO Interaktif, Purwokerto -PT Kereta Api Daerah Operasi V Purwokerto, Jawa Tengah menjajaki dua jalur lama, dan berencana mengaktifkan kembali jalur kereta api Kroya-Banjarpatroman.
Jalur tersebut dihentikan pengoperasiannya tahun 2006. “Saat ini traffic penumpang cukup tinggi, jalur ini diharapkan bisa mengangkut penumpang dari Jawa Tengah menuju perbatasan Jawa Barat,†imbuh Surono.
Jalur itu saat ini baru akan disurvey oleh Daop V untuk mengetahui kelayakan dan biaya yang diperlukan untuk revitalisasi jalur tersebut. Survey tersebut diperkirakan baru akan rampung pada akhir tahun ini.
Sedangkan jalur lainnya yang sedang dijajaki untuk direvitalisasi kembali yakni jalur Purwokerto-Wonosobo. “Namun kemungkinan saat ini kecil, sudah banyak pemukiman di jalur tersebut,†katanya.
Namun pendapat tersebut sedikit berbeda dengan Djoko Setijowarno, Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat. Menurutnya, pengaktifan jalur Purwokerto-Wonosobo justru akan membawa efek domino ekonomi kawasan Jawa Tengah bagian tengah. “Terutama dari penumpang dan barang yang saat ini cukup tinggi traficnya,†katanya.
Selain kereta penumpang, jalur tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk perjalanan kereta wisata. Sebab, kata dia, rel kereta yang melintas Banjarnegara-Wonosobo cukup bagus pemandangan alamnya.
Dari studi yan dilakukannya, untuk merevitalisasi jalur yang sudah tidak aktif selama 25 tahun itu, dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5-2 triliun untuk rel sepanjang 92 kilometer. Dana tersebut jauh lebih hemat dibandingkan untuk pembangunan jalan tol Semarang-Solo sepanjang 80 kilometer dengan dana Rp 8-9 triliun.
Belum lagi, kata dia, pembangunan jalan tol hanya akan mengurangi hutan, mengurangi kawasan resapan dan menutup sumber mata air. Selain itu pembangunan tol juga menambah konsumsi BBM dan menambah volume kendaraan bermotor.
ARIS ANDRIANTO
Selain kereta penumpang, jalur tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk perjalanan kereta wisata. Sebab, kata dia, rel kereta yang melintas Banjarnegara-Wonosobo cukup bagus pemandangan alamnya.
Dari studi yan dilakukannya, untuk merevitalisasi jalur yang sudah tidak aktif selama 25 tahun itu, dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5-2 triliun untuk rel sepanjang 92 kilometer. Dana tersebut jauh lebih hemat dibandingkan untuk pembangunan jalan tol Semarang-Solo sepanjang 80 kilometer dengan dana Rp 8-9 triliun.
Belum lagi, kata dia, pembangunan jalan tol hanya akan mengurangi hutan, mengurangi kawasan resapan dan menutup sumber mata air. Selain itu pembangunan tol juga menambah konsumsi BBM dan menambah volume kendaraan bermotor.
ARIS ANDRIANTO
Sumber:
Pengin naik kereta ke Pangandaran lagi
Jalur hidup bisa mati, tapi jalur yang mati lebih baik dihidupkan lagi