untuk sementaun eh sementara nggak papa yang penting selama masih ada yang beli karcis berarti masih ada peminatnya , penumpang banyak yang nggak memperhatikan campursari ataupun monosari , sebenernya sih penumpang KA Indonesia ini nggak rewel ya , yang penting dapet tempat duduk , masalah selesai.
[/quote]
ada juga penumpang yg kesel kang, waktu ABA tertahan di MRI mau menuju GMR ada penumpang yg bilang ke saya "mahal doank mas, keretanya jelek, telat masuk jakarta"
[/quote]
wah... kalo bgt mending naik KA argo muria/sindoro aja,,, kalo kualitas KAny sprti itu... pdhl bsk jumat dpt panggilan k jakarta,,
[/quote]
Penumpang yg mengkomentari jeleknya kereta ABA sekarang jangan diremehkan oleh PT KA, mungkin jumlah penumpang seperti itu banyak.
Ini menunjukkan betapa pentingnya standarisasi tipe gerbong KA eksekutif, terutama KA2 Argo. Karena sudah terlanjur membuat gerbong jenis Anggrek, seharusnya semua KA Argo secara bertahap memakai gerbong jenis ini, bukan kembali memesan gerbong abu2 putih lagi (saat Argo Dwipangga pertama kali muncul) yg pake bogie K8 atau K5.
Standarisasi penting karena rangkaian yg perlu dirawat sewaktu-waktu dapat diganting dgn rangkaian yg sama. Ini juga demi menjaga konsistensi sarana dan pelayanan. Dgn banyaknya jumlah gerbong bertipe sama, pengadaan, seharusnya suku cadang utk tipe itu tidak bermasalah.