Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
KA [New] Jayabaya (ML-SGU-SBI-SM-PSE)

lha itu sudah dijelasin ama CC20606 kalo penyebab pertukaran rangkaiannya karena ada insiden anjlokan di MRI,
malah gak masuk akal kalo penyebabnya banjir di porong kemarin, saya sudah jelasin diatas,

kalau Jayabaya PSE-ML 4 Mei pake rangkaian dipo JAKK, karena pada tanggal yang sama, saya nge-trip Jayabaya ML-SGU dengan rangkaian aslinya yang ber-cap dipo ML....
[/quote]

emang jayabaya ini, ke 2 rangkaiannya berbeda dipo ya? akhir tahun 2014 lalu, sya sempat lihat pas di ML diponya ML.. tpi minggu kemarin pas lgi di CN, lihat koq diponya berubah jadi Jakk ya? :mikir:
kunjungi blog saya di Ngeledek


Lok Merah Biru
Reply

lha itu sudah dijelasin ama CC20606 kalo penyebab pertukaran rangkaiannya karena ada insiden anjlokan di MRI,
malah gak masuk akal kalo penyebabnya banjir di porong kemarin, saya sudah jelasin diatas,

kalau Jayabaya PSE-ML 4 Mei pake rangkaian dipo JAKK, karena pada tanggal yang sama, saya nge-trip Jayabaya ML-SGU dengan rangkaian aslinya yang ber-cap dipo ML....
[/quote]

emang jayabaya ini, ke 2 rangkaiannya berbeda dipo ya? akhir tahun 2014 lalu, sya sempat lihat pas di ML diponya ML.. tpi minggu kemarin pas lgi di CN, lihat koq diponya berubah jadi Jakk ya? :mikir:
[/quote]

yoih mas, Jayabaya punya 2 dipo, jd jangan heran kalo nemuin yg bercap JAKK dan ML Big Grin
CP: 
www.twitter.com/bayyukurniawan_
www.facebook.com/bayyubayyex 
Playboy
Reply
Jadi ingat, tahun lalu saya mudik pakai dua kereta, yaitu Jayabaya sampai ke Semarang, disambung Majapahit. Jayabaya nya sendiri tiketnya ada dua, Pasar Senen - Cirebon dan Cirebon Semarang Tawang. Buset daaah wkwkwk. Kalau sekarang dengan sistem boarding buat cetak struk oranye seperti ini, beli dua tiket yang nyambung untuk kereta yang sama bakal cukup susyah karena Mesin cetak struk ndak bisa mencetak tiket yang jadwal berangkatnya sudah terlewat.... hmmm....
Seperti alunan detak jantungku,
tak bertahan, melawan waktu
dan semua keindahan, yang memudar
atau cinta, yang tlah hilang

==========

My latest TR: Tawang Alun, 30 Juni 2013

Lok Merah Biru
Reply
Jumat, 23 September 2016 yang lalu saya berkesempatan untuk mencicipi KA Jayabaya walau hanya rute dari Pasar Senen hingga Semarang Poncol. Sebenernya ide ke Semarang ini muncul karena suruhan dari Ayah saya yang menyarankan saya untuk pergi jalan-jalan ke Semarang berkunjung ke tempat mas sepupu saya di sana daripada gabut ga jelas di rumah. Akhirnya pun saya memutuskan untuk memesan tiket KA Jayabaya PSE-SMC melalui aplikasi tiket.com yang saat itu lagi ada promo diskon Rp20.000,00 untuk setiap pembelian tiket KA rute manapun periode 1-30 September. Lumayan, Jayabaya yang waktu itu harusnya dibayar sebesar Rp200.000,00 bisa saya peroleh dengan harga Rp180.000,00 saja. Tanpa bea apapun karena ternyata kalo pesen di tiket.com dan bayarnya lewat atm rekening Bank Permata itu ga tambah biaya admin dll. Semakin bahagia lah saya. Mungkin saya akan kembali pesen lagi di tiket.com kapan2x hehehe  Xie Xie

Saat hari H, saya berangkat dari rumah pagi sekali sekitar pukul 05.45 WIB karena sekalian barengan ayah saya mengantari saya ke tempat kerja Ibu saya di wilayah Tanah Abang. Padahal KA baru berangkat pukul 12.00 WIB dan jadilah saya bersama Ayah nongkrong dulu di restoran cepat saji yang ber-tagline "Jagonya Ayam" selama satu jam lebih (Kami sampai di kantor Ibu di Jakarta sekitar pukul 07.40 WIB). Lalu, saya juga diajak Ayah saya muter2x keliling Jakarta dulu sambil mencari bekal untuk makan siang di KA. Akhirnya setelah lelah muter2x karena di beberapa jalan protokol ibukota tengah berlangsung sistem ganjil-genap, kamipun merapat ke Stasiun Gambir. Loh? Kok Gambir? Iya soalnya tadi nyari Hokben ga ketemu2x jadinya Ayah saya memilih untuk ke Gambir yang sudah jelas ada Hokbennya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 dan kamipun segera bergegas ke Stasiun Pasar Senen. Hanya sekitar 15 menit, kami pun tiba di Stasiun Pasar Senen dan saya berpamitan dengan Ayah saya. Saya segera ke tempat cetak boarding pass yang kebetulan ramainya standar aja. Tak perlu mengantre, saya pun langsung mencetak dan kemudian masuk ke dalam peron yang saat itu juga antreannya standar aja ramainya. 
Saat masuk peron, baru deh keliatan agak ramai. Kebetulan KA Jayabaya emang bakal masuk di jalur 1 PSE dan saat itu rangkaiannya belum tersedia. Di jalur 2 ada KA Gumarang yang tengah dicuci dibersihkan. Di jalur 3 ada rangkaian KA Bengawan jurusan PSE-PWS yang berangkat 30 menit di depan KA Jayabaya. 
Makin lama, peron makin ramai. Wah boleh juga nih okupansinya KA Jayabaya, saya pikir ga akan rame taunya malah rame. Bagus deh, seneng liat penumpang KA rame gitu artinya KA-nya laku hehehe.... 

Sudah 40 menit menunggu kok si Jayabaya belum masuk juga ke jalur 1? Padahal KA Bengawan aja udah berangkat dan KA Jaka Tingkir juga udah masuk di jalur 3. Wah jangan2x telat nih. Ndilalah tepat pukul 11.45 WIB, rangkaian KA Jayabaya akhirnya masuk juga di jalur 1 PSE yang saat itu menggunakan rangkaian KA milik dipo kereta JAKK. Para penumpang pun mulai bergegas mendekati rangkaian KA yang tengah dilangsir. Btw, loko dinas KA Jayabaya sendiri sudah nangkring duluan di jalur 1 PSE di ujung peron sebelah selatan deket perlintasan KA. 

Begitu masuk, wah AC-nya dingin, adem, sejuk. Kondisi interior juga bersih dan wangi. Lampu tidak dinyalakan tapi ga masalah karena masih terasa terang. Saya sendiri dapet kursi di EKO 4 kursi 4D. Dan wah depan saya kosong sehingga saya bisa meluruskan kaki tanpa gangguan. Sebelah saya ada orang sih bapak2x yang kursinya berseberangan dengan istri dan anaknya tapi no problem lah. 

Tepat pukul 12.00 WIB, KA Jayabaya berangkat dari Stasiun Pasar Senen dan bersiap mengarungi lintas utara pulau Jawa. Di awal2x perjalanan memang lancar dan tanpa hambatan. Selepas JNG semakin kencang, tetapi mulai berjalan lambat lepas Klender hingga Cakung karena ngangonin KRL CL JAKK-BKS yang akhirnya berhasil disusul di Cakung. Yaelah bikin lelet aja deh, untungnya selepas Bekasi ke timur si Jayabaya ini berjalan dengan meraja tanpa hambatan melintasi stasiun2x seperti Cikarang, Karawang, dll. Di sini seperti biasa terasa guncangannya walau bisa dibuat ngebut sampe 99 Km/jam. Tau sendiri lah ya gimana rasanya naik KA di jalur JNG hingga CKP hehehe...

Setelah 1 jam lebih, KA Jayabaya pun merapat di Stasiun Cikampek yang merupakan stasiun besar di ujung timur Daop 1 Jakarta. Wah lumayan juga yang naik. Mungkin karena salah satu kereta pantura di siang hari yang berhenti di Cikampek ya jadi lumayan banyak. Saya rasa tidak ada salahnya jika memang nanti DDT MRI-CKR udah kelar dan beroperasi, KA2x ekonomi kembali diberhentikan di stasiun macam Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Cikampek karena utk mempermudah akses masyarakat di sana biar ga usah jauh2x ke Jakarta, menambah okupansi KA, dan menyebar titik keberangkatan penumpang biar ga semuanya tumplek blek di Jakarta. 

Selepas Cikampek, KA Jayabaya mulai masuk Daop III Cirebon dengan pemandangan persawahan hijau indah nan mendominasi jalur ini hingga menjelang Cirebon. Kalo soal guncangan, setidaknya di jalur Cikampek ke arah Cirebon tuh lebih enak daripada jalur sebelumnya. Tapi pas baliknya naik ABA kok di beberapa petak di CN hingga CKP tuh ada yang kurang enak. Semoga bisa segera diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya biar setara jalur CN-SMT-SBI dan KTA-YK-SLO-MN. 

Di jalur ini saya menyempatkan diri untuk makan siang lalu tidur siang karena emang jamnya pas utk tidur siang. Di jalur ini juga seing berpapasan dengan KA2x lain dari timur yang akan masuk di Jakarta pada sore dan petang hari. Saya tidur dari Haurgeulis hingga Jatibarang. Di Jatibarang, Jayabaya juga kembali berhenti dan ada beberapa penumpang yang naik maupun turun di sini. Maklum, Jatibarang itu stasiun terbesar di Kabupaten Indramayu yang lokasinya dekat dengan ibukota Kabupaten Indramayu sehingga cukup banyak KA2x yang berhenti di sini.

30 menit kemudian, si Jayabaya akhirnya masuk di Cirebon. Cukup unik, karena Jayabaya ini satu dari dua KA full kelas ekonomi yang berhenti di Stasiun Cirebon. Padahal, KA kelas ekonomi lainnya berhenti di Stasiun Cirebon Prujakan. Entah apa yang membuatnya berhenti di Stasiun Cirebon. Di sini juga ada beberapa penumpang yang naik dan turun. KA Jayabaya berhenti sekitar 10 menit di CN sekaligus bertemu dengan KA Ciremai Ekspress jurusan CN-BD yang sudah nangkring di jalur 6 Stasiun CN dan langsung berangkat tak lama setelah Jayabaya masuk. Lalu, Jayabaya juga bersilang dengan KA 7F Argo Lawu Fakultatif jurusan SLO-GMR yang ditarik Lokomotif CC 203. Hal ini unik juga karena KA2x kelas eksekutif saat ini kebanyakan ditarik oleh lokomotif CC 206. 

Tepat pukul 15.05 WIB, KA Jayabaya pun berangkat meninggalkan Stasiun Cirebon dan bersiap melintasi jalur KA yang menurut saya saat ini kualitasnya sangat baik yaitu jalur CN-SMT. Seperti biasa, di lintasan ini KA Jayabaya dipacu dengan kecepatan maksimal hingga sempat beberapa kali menyentuh angka 100 km/jam. Saat melewati wesel sekalipun juga terasa nyaman dan halus sekali. Rasanya layak disandingkan dengan jalur KTA-YK-SLO-MN di lintas selatan. Salut sekali dengan jalur ganda CN-SBI yang membuat jalur pantura menjadi halus dan nyaman seperti ini. Saya tidak pernah berhenti kagum terhadap jalur CN-SMT-SBi yang ibaratnya sekarang menjadi pacuan lintasan KA di Pulau Jawa. Semoga jalur ganda dan jalur tunggal lainnya bisa menyusul menjadi sebaik ini. Luar biasa! Big Grin

Di antara CN hingga SMC, KA Jayabaya berhenti di stasiun2x utama macam Tegal, Pemalang, dan Pekalongan. Bisa dikatakan cukup banyak yang naik dan turun di antara ketiga stasiun tersebut. Di PML bahkan sempat ada penumpang sekeluarga (Bapak, Ibu, dan Anak) yang hampir tertinggal KA Jayabaya dan sempat membuat PPKA menunda sejenak keberangkatan KA Jayabaya. Untungnya mereka bisa naik ke dalam kereta. 

Oh ya, hampir lupa. Tadinya kan kursi depan saya kosong tapi kemudian diisi sama bapak2x bertubuh besar dan tinggi yang naik serombongan sama ibunya, istrinya, adiknya, dan anaknya dari PSE. Jujur, pas naik di PSE tuh mereka cukup rempong apalagi saat mengatur dan meletakkan barang bawaan mereka yang superbanyak itu. Kalo diliat dari logatnya sih, sepertinya mereka semua asal Surabaya, Jawa Timur. Awalnya sih sempet bete sama si bapak ini karena selain agak gimana gitu pas dia makan, dia juga enak bener duduk di depan saya yang lagi selonjoran, dia juga bolak balik ke kursi aslinya. Tapi akhirnya saya salut dengan bapak ini karena beliau tidak segan2x memanggil bahkan menegur penumpang yang tidak menutup pintu kabin kereta dengan bordes. Tau sendiri lah ya kalo orang daerah sana memang cukup blak2x-an. Saya seneng banget karena beliau tegas. Ga cuma ke laki2x tapi juga perempuan. Ga cuma ke penumpang, tetapi juga ke petugas. Luar biasa deh. Kehadiran orang2x seperti beliau inilah yang sangat dibutuhkan di setiap perjalanan KA. Biar penumpang juga pada sadar dan ikut merawat KA. Salut ! :Big Grin

Selepas PML, lampu baru dihidupkan karena kebetulan di sana awannya dan langitnya udah gelap mendung mau hujan. Di PK, cukup banyak yang naik dan turun serta sempat berpapasan dengan KA 13 Argo Muria SMT-GMR yang saat itu juga ditarik lokomotif CC 203. Apa saat ini Argo Muria juga sering ditarik loko CC 203? 
Selepas PK, tibalah saya untuk menikmati pemandangan khas KA jalur pantura Jawa yaitu Laut Jawa hehehe... Walaupun cuaca mendung dan sudah sore, tetapi tidak mengurangi keindahan panorama jalur tersebut. Dengan kecepatan tinggi, KA Jayabaya melintasi jalur eksotis tersebut. Penumpang pun juga banyak yang senang dan menikmati pemandangan laut tersebut. Seneng deh rasanya bisa menikmati jalur ini. Lain kali saya mau ajak temen2x saya naik KA di jalur ini deh biar bisa menikmati pemandangan laut dari dalam KA. 

Setelah melewati jalur eksotis tersebut, hari pun semakin gelap bahkan seperti sudah malam padahal baru jam enam kurang. Ditamabah lagi saat selepas Weleri cuaca pun turun hujan. Wah jadi semakin kerasa dingin deh AC keretanya. Mantap Big Grin
Tak perlu berlama2x, KA Jayabaya pun terus melibas cuaca hujan hingga akhirnya tiba di Stasiun Besar Semarang Poncol tepat pada waktunya yaitu pukul 18.24 WIB. WOW! Luar biasa ya ontime loh hehe... Seneng deh kalo naik KA lalu ontime. Di sini, banyak penumpang yang naik dan turun. Tak hanya itu, di sini terjadi persilangan antarsesama KA Jayabaya dari Jakarta dan Malang. KA Jayabaya dari Jakarta masuk dan berhenti di jalur 3, sedangkan KA Jayabaya dari Malang masuk dan berhenti di jalur 1. Cukup banyak juga penumpang KA Jayabaya dari kedua arah yang naik turun. Ada juga penumpang yang turun untuk membeli makan malam di kedai2x makanan yang ada di Stasiun SMC. Mengingatkan saya akan Stasiun CNP dan LPN hehehe..

Akhirnya usai sudah perjalanan saya bersama KA Jayabaya yang rupanya masih ramai penumpang hingga tujuan akhir Surabaya hingga Malang. Saya menilai KA Jayabaya ini sudah enak dan nyaman. Toilet juga bersih. Ketepatan waktu sangat baik. Kru KA yang bertugas juga ramah. Harga tiket juga tidak terlalu mahal. Waktu tempuh juga cepat, baik untuk ke Semarang, Surabaya, dan Malang. Sangat saya rekomendasikan sbg alternatif KA menuju ketiga daerah tersebut. Hanya saja memang kalo untuk jam kedatangannya di Jakarta dan Malang itu terlalu dini hari sehingga sulit untuk mencari transportasi lain selepas tiba di tujuan. Saran saya sih mendingan Jayabaya dari kedua arah dibikin jam pagi sekalian biar ada pilihan KA Pagi dari Jakarta menuju Jawa Timur maupun sebaliknya. Soalnya selama ini kan cuma ada Argo Bromo Anggrek Pagi yang harganya mahal dan stasiun pemberhentiannya sedikit. Kalo ada Jayabaya kan enak bisa jadi alternatif pilihan yang tidak semahal ABA. Jayabaya juga banyak kan peminatnya. Semoga bisa dipertimbangkan dan diimplementasikan oleh KAI. Intinya Jayabaya mantap deh. Terima kasih untuk perjalanan yang nyaman ya Jayabaya. Semoga bisa bertemu lagi  Ngakak   Xie Xie

KA 152 Jayabaya 
Jumat, 23 September 2016
K3 AC EKO 4/4D

PSE 12.00 WIB
12.17-12.24 WIB Berjalan lambat lepas Klender hingga Cakung karena ngangon KRL CL JAKK-BKS yang akhirnya berhasil disusul di CUK)
CKP 13.11-13.16 WIB
JTB 14.23-14.25 WIB (Selepas berangkat JTB papasan KA 17 Argo Jati CN-GMR)
CN 14.55-15.05 WIB x KA Ciremai Ekspress CN-BD dan KA 7F Argo Lawu Fakultatif SLO-GMR
15.51-15.52 melintas perlahan di Brebes
TG 16.03-16.08 x KA 69 Tegal Bahari TG-GMR 
PML 16.30-16.35 WIB
PK 17.00-17.06 WIB (Selepas berangkat PK di JPL timur Stasiun PK berpapasan KA 13 Argo Muria SMT-GMR)
WLR 17.44-17.52 WIB
SMC 18.24 WIB x KA 151 Jayabaya ML-SGU-SBI-SMC-PSE
Reply
Nusantara
Lokomotif Terbakar, KA Jayabaya Mogok di Brebes
Selasa, 24 January 2017 20:18 WIB
Penulis: Supardji Rasban
KERETA Api Jayabaya dari Jakarta tujuan Surabaya mogok di Kilometer 161 di Desa Luwungragi, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (24/1) petang. Keterangan yang dihimpun menyebutkan, KA berlokomotif CC 206 13 72 itu sebelum mogok sempat mengeluarkan asap putih tebal dan terbakar di bagian lokomotif. "Tadi sebelum mogok, lokomotif KA di depan mengeluarkan asap putih tebal. Tidak lama kemudian mengeluarkan api di bagian atapnya,"ujar Maryam, tujuan Jakarta – Surabaya, Selasa.

Namun, api yang muncul tidak sampai membakar habis lokomotif KA Jayabaya. Api kemudian padam dengan sendirinya. "Untung apinya cepat padam, sampai saat ini belum ada keterangan kepada pe – numpang dari masinis ataupun petugas KA terkait mogoknya KA ini,"tutur Maryam, yang bersama penumpang lainnya mengaku sempat panik.

Ia menerangkan, KA Jayabaya berangkat dari Stasiun Pasar Senen (Jakarta) sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, sesampainya di perlintasan KA Klampok Brebes sekitar pukul 16.00 WIB tiba - tiba mogok. KA Jayabaya dengan panjang rangkaian 9 gerbong itu hingga Selasa petang masih berhenti di atas rel KA. Meskipun mesin lokomotif mati akibat rusak terbakar, generator KA yang berada di gerbong bagian paling belakang masih beroperasi sehingga pendingin ruang-an di tiap gerbong tetap berfungsi.

Lokasi mogok KA berada di perlintasan tanah sebidang. Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan terpaksa dialihkan ke ruas jalan lain karena tertutup badan gerbong KA tersebut. (OL-3)

Sumber :


Lokomotif kobong itu :o berbahaya yah?

Reply
udah berapa kejadian 206 kebakar...masalahnya dimana ini lokomotif?
RF Java Jongen, telah menjadi warga Semboyan35, Indonesian Railfans sejak Sep 2010.
Reply

saya pernah mengalami kasus cetak tiket kaya gitu...solusine hubungi customer service dan jelaskan masalahnya..ntar dicetakkan tiket dan kita ga perlu boarding pass
RF Java Jongen, telah menjadi warga Semboyan35, Indonesian Railfans sejak Sep 2010.
Reply

wah seru sekali kelihatannya trip reportnya mas Big Grin

emang sih jayabaya saat ini jadi primadona bagi penumpang lintas utara setelah seringkali kehabisan kertajaya yang udah lepas 1484 tempat duduk , tapi gimana pun namanya ka kelas murah selalu habis duluan.
AC Jayabaya ini kadang dingin , tapi kadang juga kurang dingin , saya berkali kali naik juga selalu begitu, antara beruntung atau nggak juga ya hihihih

Jayabaya sendiri memang di berhentikan di stasiun2 macam cikampek,weleri,randublatung dll untuk mengambil pundi pundi penumpang. makanya ka ini juga sebagai penopang stasiun2 kecil yang mungkin punya potensi penumpang baik ke timur atau barat.
bahkan kedepannya krakatau dan ka jayabaya ini berhenti di karawang.
Reply

wah seru sekali kelihatannya trip reportnya mas Big Grin

emang sih jayabaya saat ini jadi primadona bagi penumpang lintas utara setelah seringkali kehabisan kertajaya yang udah lepas 1484 tempat duduk , tapi gimana pun namanya ka kelas murah selalu habis duluan.
AC Jayabaya ini kadang dingin , tapi kadang juga kurang dingin , saya berkali kali naik juga selalu begitu, antara beruntung atau nggak juga ya hihihih

Jayabaya sendiri memang di berhentikan di stasiun2 macam cikampek,weleri,randublatung dll untuk mengambil pundi pundi penumpang. makanya ka ini juga sebagai penopang stasiun2 kecil yang mungkin punya potensi penumpang baik ke timur atau barat.
bahkan kedepannya krakatau dan ka jayabaya ini berhenti di karawang.
[/quote]

Kalo masalah tarip sepur, di forum sebelah malah ada yg ngusulin kalo kebagian armada K1/K3 baru, paling gak jangan full K1/K3 terus, tapi dibuat campuran, jadi rangkaian full K1 dikasih 2-3 K3, sementara yg full K3 sebaliknya. Soalnya tarip K1 sekarang banyak yg gak kejangkau masyarakat kebanyakan, makanya K1 kalo gak weekend sering kosong (itupun kebanyakan yg ngisi penumpang parsial karena taripnya lebih bersahabat buat rute parsial). Malah untuk jarak jauh, mulai banyak orang yg beralih ke bus eksekutif/super eksekutif yg taripnya lebih murah & fasilitas lebih lengkap dari K1, atau milih sepur mabur yg taripnya beda tipis tapi waktu tempuh lebih cepat dari K1. Makanya perlu diusulkan ke PT Sepur biar tarip K1 diturunkan lagi gitu, biar PT Sepurnya juga gak rugi kalo keisi penuh...Xie Xie

Kalo masalah segmen penumpang Jayabaya, ada perbedaan dg Majapahit walaupun tipe penumpangnya sama. Majapahit diperuntukkan bagi penumpang Jakarta/Malang yg mau pulkam ke daerahnya, soalnya berangkat dari 2 arah setelah jam 6 sore, sementara Jayabaya digunakan untuk penumpang yg mau balik ke perantauan, terutama Jakarta.Malang, soalnya kedatangannya jauh sebelum matahari terbit...Bye Bye
Buah dari perjuangan adalah kebahagiaan
Semakin keras kita berjuang bagi hidup kita, semakin manis pula buahnya
Semakin santai perjuangan kita, semakin pahit pula buahnya


Reply

wah seru sekali kelihatannya trip reportnya mas Big Grin

emang sih jayabaya saat ini jadi primadona bagi penumpang lintas utara setelah seringkali kehabisan kertajaya yang udah lepas 1484 tempat duduk , tapi gimana pun namanya ka kelas murah selalu habis duluan.
AC Jayabaya ini kadang dingin , tapi kadang juga kurang dingin , saya berkali kali naik juga selalu begitu, antara beruntung atau nggak juga ya hihihih

Jayabaya sendiri memang di berhentikan di stasiun2 macam cikampek,weleri,randublatung dll untuk mengambil pundi pundi penumpang. makanya ka ini juga sebagai penopang stasiun2 kecil yang mungkin punya potensi penumpang baik ke timur atau barat.
bahkan kedepannya krakatau dan ka jayabaya ini berhenti di karawang.
[/quote]

Kalo masalah tarip sepur, di forum sebelah malah ada yg ngusulin kalo kebagian armada K1/K3 baru, paling gak jangan full K1/K3 terus, tapi dibuat campuran, jadi rangkaian full K1 dikasih 2-3 K3, sementara yg full K3 sebaliknya. Soalnya tarip K1 sekarang banyak yg gak kejangkau masyarakat kebanyakan, makanya K1 kalo gak weekend sering kosong (itupun kebanyakan yg ngisi penumpang parsial karena taripnya lebih bersahabat buat rute parsial). Malah untuk jarak jauh, mulai banyak orang yg beralih ke bus eksekutif/super eksekutif yg taripnya lebih murah & fasilitas lebih lengkap dari K1, atau milih sepur mabur yg taripnya beda tipis tapi waktu tempuh lebih cepat dari K1. Makanya perlu diusulkan ke PT Sepur biar tarip K1 diturunkan lagi gitu, biar PT Sepurnya juga gak rugi kalo keisi penuh...Xie Xie

Kalo masalah segmen penumpang Jayabaya, ada perbedaan dg Majapahit walaupun tipe penumpangnya sama. Majapahit diperuntukkan bagi penumpang Jakarta/Malang yg mau pulkam ke daerahnya, soalnya berangkat dari 2 arah setelah jam 6 sore, sementara Jayabaya digunakan untuk penumpang yg mau balik ke perantauan, terutama Jakarta.Malang, soalnya kedatangannya jauh sebelum matahari terbit...Bye Bye
[/quote]

Out of Topic ʕ•́ᴥ•̀ʔっ

makanya itu jeng Big Grin
K1 sekarang tarifnya emang gila gilaan , ka bendera malang yang eksekutif aja udah nyentuh setengah juta, dengan rangkaian yang sama pula hihihihi. harusnya sih ada perbaikan fasilitas ya di kereta kereta eksekutif , apalagi yang harganya gila-gilaan. jangan mau kalah sama bis yang dapat makan, dapat service ini itu dll.







kembali ke jayabaya, jam tayangnya cocok banget bagi kaum PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) karena datangnya yang pagi buta banget. cuman untuk soal harga kayaknya jayabaya ini sih lebih sedikit "agak" tinggi dari Majapahit karena (mungkin) waktu tempuhnya yang lebih cepet hihihihih
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 1 Guest(s)