Setuju, ada juga orang yg ga demen AC, jadi kalo AC di ABA mati ato panas ya biarin aja. Kan tiap orang2 beda kemauannya. Masalah standard umum pelayanan kelaut aja.
Setuju juga, tinggal naik aja pada cerewet!!! Kecuali kalo naiknya pake bayar, 200rb-700rb, itupun kalo bayarnya pake uang bukan pake daun ato pasir. Selama ini ane ga pernah komplain juga koq, meskipun pernah naek KA eksekutif kursinya sobek, recliningnya macet, ato ACnya panas soalnya ane bayarnya pake pasir, tinggal naik aja, hehehe
[/quote]
Mas Wahyu bukan internal perusahaan kan? Kenapa sih nadanya kok jadi defender dengan membabi buta dan menutup mata? Kenapa pelanggan yang kebetulan RF ini malah seolah diusir secara halus gak usah naik kereta kalau gak terima? Bukannya di trid sebelah sudah dijelaskan tentang yang namanya pelayanan terhadap pelanggan dan definisi cinta yang bener?
Tolonglah diliat proporsinya yang imbang. Coba deh mas Wahyu jadi CSOT atau Admin @KAI121, mas bakal melihat protes yang lebih kejam dan sadis daripada di sini karena pengguna awam itu banyakan emosinya daripada data faktanya. Lha di sini bentuknya adalah komentar atas kualitas berdasarkan data dan fakta, kok malah Mas komentarin kayak gitu. Kalau Mas Wahyu ngejawab kayak gitu pas dikomplen pelanggan, mungkin bisa dilabrak dan digampar di tempat sama pelanggan.
Oke standar sudah ada, perawatan sudah ada. Tapi melihat kualitas layanan yang di bawah harapan banyak orang, berarti ada yang salah dengan hal itu dan harus dicari penyebabnya bukan malah mengeluarkan statemen "tinggal naik saja kok repot, toh standar tiap orang beda". Standar tiap orang beda namun Jika mayoritas penumpang ndak nyaman berarti perawatan "sesuai standar"nya itu bermasalah, Entah penerapannya yang tidak sesuai atau penafsiran SOP yang beda tiap DAOP atau malah hanya beberapa DAOP yang "berani beda" (dalam contoh trid ini DAOP VIII).
Seperti kata Mas Dhoho, perusahaan bisa belajar merangkul pelanggan seperti Garuda Indonesia.