[/quote][/quote][/quote]
Waaaahhh!!!, tuh gardu post nemu dimana ya? Ane mblusukan jalur SS Tram tapi kok ga nemu itu?
Ngomong2 ane lebih setuju sama mas denbagoes. Itu kemungkinan tempat unloading tebu2 atau tempat ngendonnya lori jaman dulu ketika mengantri masuk emplasemen PG Gempolkerep. Mas phache, dari hasil blusukan ane, desa Djabon memang lokasinya 1 petak sebelum desa Gempolkerep. Di Djabon juga mestinya ada halte, tapi kondisinya sudah hancur tak berbekas sekarang. Disitu juga pernah dilewati jalur trem, yaitu SS Tram dari Krian dan menjadi satu dengan jalur BDSM di Ploso. Lokasinya yang mas phache maksud mungkin Kali Porong (Kali Brantas) di daerah Gempolkerep. Dan disitu sudah jelas tertulis SF Gempolkerep, yang berarti punyanya PG Gempolkerep. Dan biasanya hal2 yang berkaitan dengan PG (halte, emplasemen KA, emplasemen lori, dll.), lokasinya ga bakal jauh dari PG itu sendiri SF = Suikerfabriek = Bahasa Belandanya Pabrik Gula.
[/quote][/quote]
O ya? Bekas jembatan dimananya mas phache?
Kebetulan rumah ane juga di Surabaya, dan ane sudah mblusuk jalur2 decauville eks Sf. Waroe, dan hasilnya ane tidak menemukan satu bekas pun. Untuk sekedar catatan, Sf. Waroe itu bangkrut sekitar tahun 1935an dan kemudian berubah menjadi Rf. (Rubberfabriek = Pabrik Kulit) Waroe. Pasca merdeka jamannya Pak Harto, lokasinya sempat menjadi Pabrik Soda. Jalur2 decauvillenya yang via Brebek terus belok kearah Kutisari dan satu lagi yang via Siwalankerto dan berakhir di Jemursari sudah hilang tak berbekas. Semua jalur2nya sudah berubah menjadi kampung dan perumahan2 baru. Katanya teman ane sih jalur decauvillenya juga ada yang masuk Univ. Kristen Petra, tapi ane masih tunggu laporan dari dia nih yang kerja didekat situ.