Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Semua Tentang DIVRE III
Kabar gembira untuk RF Daop
Virus Jayabaya merambah Divre 3

Bbrp gerbong kereta mulai ganti livery Kesepakatan
Korban pertama,K3 0 66 66 KPT dan K2 0 78 25 TNK

Photo by Pak Ahmad Widayat,teknisi BY LT

Photo by Aditya Richard Hermawan
Pemburu CC204 series.Warga Semboyan 35 Divre 3 area Lampung yg berusaha menyuguhkan kabar terbaik tentang CC204 untuk warga Daop.

Twitter : @gabrielmiolo77W
BBM : 75C1E57D
Reply
Mantap deh...! Limeks Sriwijaya mungkin termasuk di antaranya yah...

Reply
Mantap
Reply
Profil Double Track Prabumulih - Kertapati | Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Selatan TA 2015



Reply
Home / Indonesia / Kereta Api / Sejarah KA / Stasiun Pulau Baai, Stasiun di Bengkulu yang Terlupakan
Stasiun Pulau Baai, Stasiun di Bengkulu yang Terlupakan
Ikko Haidar Farozy 26.11.16 Indonesia , Kereta Api , Sejarah KA
Mungkin banyak dari kita para railfans dan Penulis pun tidak malu untuk mengaku demikian yang hanya tahu satu-satunya stasiun di Provinsi Bengkulu adalah Stasiun Kotapadang yang berada di jalur KA Prabumulih – Lubuklinggau di Divisi Regional 3 Sumatera Selatan dan Bengkulu PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Akan tetapi, sesungguhnya ada 1 stasiun kereta api lagi yang berada di Provinsi Bengkulu. Namun kisahnya sangat menyedihkan karena stasiun ini telah dibuat sebelum relnya ada dan pada akhirnya karena proyek pembangunan rel KA di sana terhenti tidak jelas alasannya dan relnya saja tidak ada, lantas pada akhirnya stasiun ini terlupakan begitu saja sehingga sampai hari ini Kotapadang menjadi satu-satunya stasiun KA yang operasional di Bengkulu dan tidak banyak yang tahu akan stasiun ini.

Stasiun tersebut memang sampai hari ini belum pernah mempunyai nama resmi, akan tetapi karena lokasinya yang terletak di dekat Pelabuhan Pulau Baai, maka stasiun ini memang sering disebut dengan nama Stasiun Pulau Baai. Pembangunan stasiun ini sudah direncanakan sejak 2005, mulai dibangun dari tahun 2007 dan rampung pada Agustus 2008 sebagai bagian dari proyek jalur KA dari Pelabuhan Pulau Baai menuju Muara Enim di mana stasiun ini direncanakan akan terhubung dengan jalur utama di Stasiun Kotapadang yang telah lama ada dengan jarak 310km.

Proyek ini dicangang-kan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Bengkulu dan juga sebagai program nasional untuk memperlancar lalu lintas angkutan batubara. Selain untuk operasional ang-kutan batubara, Stasiun Pulau Baai ini juga rencananya akan melayani angkutan penumpang ke Kotapadang dan Kertapati serta terkoneksi dengan Pelabuhan Pulau Baai.

Sayangnya, akibat kontraktor yang dipercaya pemerintah, yaitu PT Pathaway mengalami gangguan stabilitas keuangan akibat krisis moneter dunia kala itu serta lebih memprioritaskan pengaturan alur masuk pelabuhan dan permasalahan akibat ijin dengan Departemen Kehutanan (Sekarang kementrian kehutanan) karena sebagian trase jalurnya melewati hutan lindung yang entah mengapa kemudian seakan tak pernah selesai, perlahan-lahan proyek tersebut terlupakan dan Stasiun Pulau Baai pun menjadi terlupakan. Bangunan stasiun pun menjadi tak terurus dengan genangan air dan rerumputan liar mengepungnya. Gedung ini karena letaknya berada di tengah kebun sawit milik PT Pelindo dan jauh dari aktivitas warga, juga pada akhirnya tidak dapat diberdayakan jadi apa-apa.

Pada tahun 2014, pernah ada tender dari pemerintah yang diminati oleh konsorsium nasional dan internasional serta kajian DED (Detailed Engineering Design) dan kontrak pembebasan lahan serta kontrak kerja mulai ditandatangani awal 2015, ternyata di periode tersebut, entah mengapa, proyeknya masih belum saja jalan. Pada Oktober tahun 2015, tim redaksi Bengkulu Ekspres mendatangi stasiun yang sudah terlupakan hampir 10 tahun dan mendapati kondisinya telah hancur berantakan. Kaca-kaca telah pecah atau hilang digondol maling, toiletnya sudah sangat jorok, genting pada atapnya sudah lepas sebagian. Apalagi karena ternyata tokoh lokal yang diamanatkan menjaga stasiun ini yaitu Mbah Sukir telah meninggal dunia lebih dari setahun lalu (2014-Penulis).

Mencari keberadaan bangunan stasiun ini memang agak sulit. Pasalnya, bangunan Stasiun Pulau Baai tersembunyi di balik tingginya semak belukar di lahan milik PT Pelindo. Namun anda bisa mencari keberadaan stasiun ini menggunakan aplikasi Google Street View, Google Earth maupun Google Maps dengan mengetikan alamat Jl. Pelabuhan Bengkulu di kotak pencarian.
Meski demikian, tampaknya pemerintah Bengkulu masih saja optimis akan proyek ini, apalagi proyek ini ternyata masuk dalam paket proyek KA 2016. Meski mereka memang belum berani memberikan waktu pengerjaan karena menunggu kesiapan pusat serta proyek Sulawesi lebih diprioritaskan (meski pada akhirnya terpaksa sementara berhenti) maka tampaknya proyek ini masih akan butuh waktu yang sangat lama untuk (pada akhirnya) mulai dan menjadi kenyataan.

Entah apa yang akan terjadi dengan melihat kondisi banyaknya proyek KA yang mangkrak dan terkesan tidak ada prioritas akhir – akhir ini, tapi Penulis hanya bisa berharap suatu saat proyek ini akan terwujud mengingat proyek ini juga dapat secara tidak langsung mengurangi beban jalur KA ke Lampung untuk pengangkutan Batu Bara karena batu bara juga dapat dikirim dari Bengkulu jika suatu saat rel KA ini terhubung ke jalur utama Kotapadang – Tanjung Enim.

Sumber
Bengkulu Ekspres
Rakyat Bengkulu
Tempo
Pemerintah Provinsi Bengkulu
Kereta Api-Info
Railway Enthusiast Digest|Ikko Haidar Farozy

Sumber :

Reply
(11/10) - Meningkatnya permintaan pengangkutan batubara di wilayah Sumatera bagian selatan, membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana untuk menambah kapasitas angkut kereta api angkutan batubara dengan rangkaian panjang atau yang lebih dikenal sebagai babaranjang relasi Tanjung Enim-Tarahan (pp) yang diberi nama resmi Baratarahan hingga 120 gerbong.

Saat ini, kereta api babaranjang memiliki pola operasi dengan formasi rangkaian maksimal 60 gerbong terbuka dengan kapasitas 50 ton per gerbong dengan ditarik oleh dua lokomotif CC205, tiga lokomotif CC202, atau tiga lokomotif CC206, dengan kapasitas angkut 3000 ton, atau setara dengan 300 truk dengan kapasitas muat 10 ton. Bila dijalankan dengan formasi 120 gerbong terbuka, maka kapasitas angkut akan naik dua kali lipat menjadi 6000 ton atau setara dengan 600 truk.

Dilansir dari Detik , wacana ini diutarakan langsung oleh direktur utama KAI, Edi Sukmoro. "Di Sumatera Selatan angkutan batu bara babaranjang itu maksimal 60 gerbong sekali tarik. Kita mau coba 120 gerbong sekali tarik," kata Edi di JIExpo, Jakarta, Rabu (11/10). Namun hal ini tentunya akan berdampak pada waktu tunggu di perlintasan sebidang. Selama ini, babaranjang dikenal sebagai pembuat kemacetan dikarenakan waktu tunggu dari menutupnya pintu perlintasan sebidang hingga dibuka lagi mencapai 15 menit. "Kalau ada perlintasan, nunggunya itu bisa sampai merokok, sampai rokoknya habis. Tapi memang sesuai UU, perlintasan sebidang itu enggak boleh ada," ucap Edi seperti yang juga dilansir dari Detik.

Saat ini, KAI Divisi Regional 3 Kertapati dan 4 Tanjung Karang memiliki sekitar 2900 gerbong terbuka 50 ton khusus babaranjang, 47 unit lokomotif CC202, 55 unit lokomotif CC205, dan 39 unit lokomotif CC206. Selain jumlah tersebut, terdapat pula sekitar 350 gerbong terbuka dengan kapasitas 30-45 ton dan 1000 gerbong datar kapasitas 54 ton yang digunakan untuk angkutan batubara ke Kertapati, serta 30 unit lokomotif CC204 dan 19 unit lokomotif CC201. Tahun ini, KAI menargetkan pengangkutan barang sebanyak 47 juta ton di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2011 yang lalu, sempat diujicobakan kereta api babaranjang dengan formasi 80 gerbong atau setara kapasitas angkut 4000 ton. Namun ujicoba ini kemudian tidak direalisasikan menjadi reguler, dan setelahnya dijalankan beberapa pemerjalanan kereta api Babaranjang dengan formasi 60 gerbong yang ditarik dua lokomotif CC202, melengkapi pemerjalanan reguler dengan formasi 40-46 gerbong. Saat lokomotif CC205 mulai banyak, perlahan seluruh rangkaian Babaranjang diperpanjang menjadi 60 gerbong seperti saat ini.

Sumber:
Reply


Forum Jump:


Users browsing this thread: 3 Guest(s)