Semboyan35 Indonesian Railfans

Full Version: Minta Masukannya - KA Barang Divre III
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
Pages: 1 2 3
Menurut Saudara semuanya, permasalahan apa yang paling menjadi kendala untuk kereta angkutan barang di Divre III?
Terimakasih.... Bingung
Menyumbang suara ya ...
Mungkin track (Rel) nya yg kebanyakan masih single track, dimana jika pada satu jalur tersebut terdapat masalah (contoh : PLH), maka KA Babaranjang sulit untuk dioperasikan, mengingat KA Babaranjang menjadi prioritas KA yg utama di Divre III, dan mungkin Divre III juga akan kena imbasnya jika KA tersebut tidak dijalankan ...
kendalanya menurut saya adalah keterbatasan saran angkutan barangnya terutama barang curah seperti batu bara.namun saya yakin dalam 5 tahun ke depan sudah tidak lagi karena kai saat ini sedang memesan gerbong batubara sebanyak 1000 unit ke inka dan juga sekitar 100 an loko
Relnya Single Track, KA Barang kebanyaan di sini, KA Komersil sedikit minim :p

beberapa point permasalahaan :

1. Terbatasnya container yard (area penampungan)
Stasiun-stasiun yang menjadi terminal angkutan barang memiliki container yard dengan luas yang beragam. Fungsi Container yard ini untuk mendukung aktifitas bongkar muat dari/ke KA barang. hal ini diatasi dengan melakukan manajemen stockpile. beberapa perusahaan yang menyewa KA barang bahkan sudah memiliki tempat dan alat untuk loading / unloading tersendiri.

2. Terbatasnya fasilitas pada container yard
Tidak semua stasiun yang menjadi terminal angkutan barang menyediakan fasilitas gantry crane dan/atau reach stacker. gantry crane ini merupakan alat yang dilengkapi roda yang bertumpu pada kakian besi bisa bergerak maju-mundur (pada rel khusus) untuk proses bongkar muat. Sementara reach stacker merupakan alat yang mobile bisa bergerak ke mana saja untuk membantu proses bongkar muat. diperlukan alat-alat yang bisa mempercepat proses handling lift-off/lift-on (LO/LO), sehingga efektifitas waktu bongkar muat dari/ke KA dapat tercapai.

3. terbatasnya beban gandar (axle load) jalan rel
Beban gandar (axle load) jalan rel untuk lintas tanjungenimbaru - muaraenim - prabumulihbaru - tarahan sudah 18 ton, namun untuk lintas prabumulih - kertapati dan lubuklinggau - muaraenim masih 14 ton. masih adanya Lintas dengan beban ganda (axle load) yang terbatas pada 14 ton, maka jumlah gerbong barang dalam satu rangkaian KA barang menjadi terbatas dan lokomotif dengan berat > 100 ton tidak dapat masuk ke lintas tersebut. sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) yang dikeluarkan oleh Ditjen Perkeretaapian (Kemenhub), sudah ada rencana upgrade axle load lintas Prabumulih - Kertapati menjadi 18 ton.

4. terbatasnya jumlah gerbong barang.
Pada tahun 2007, terdapat 1204 unit gerbong terbuka (GB) dan 124 unit gerbong ketel (GK). naiknya permintaan angkutan barang sebanyak 15% pada tahun 2011 di divre 3 telah diantisipasi dengan membeli 170 unit gerbong terbuka (GB) 50 ton dari pt inka (madiun) pada tahun 2011 dan 1200 unit gerbong terbuka (GB) 50 ton china pada tahun 2011 - 2013. kemudian membeli 1200 unit gerbong datar (GD) 42 ton dari pt inka (220 unit sudah berada di divre 3) pada 2011 - 2013.

5. penambahan lokomotif tidak sebanding dengan penambahan gerbong barang
Pertambahan gerbong barang yang signifikan ternyata tidak berbanding lurus dengan penambahan lokomotif sebagai sarana untuk penariknya, akibatnya banyak gerbong barang yang menganggur. Pada tahun 2007, hanya terdapat 39 unit lokomotif CC202, 6 unit lokomotif BB203 dan 31 unit lokomotif CC201. Pada maret 2008, didatangkan 9 unit lokomotif CC202 dari pabrik EMD (electro motive diesel) dan pada oktober 2011 didatangkan 6 unit lokomotif CC205 dari pabrik EMD. pada juli 2011, 6 unit CC204 dipindah dari jawa ke divre 3 dan kemudian menyusul 5 unit CC204 dipindah jawa ke divre 3 pada bulan september 2012. Pada tahun 2013, direncanakan akan datang 44 unit CC205, sehingga total 50 unit CC205.

6. terbatasnya panjang emplasemen stasiun
untuk meningkatkan kapasitas angkut barang di setiap rangkaian, salah satunya dengan memperbanyak jumlah gerbong sampai batas maksimal daya tarik lokomotif pada setiap rangkaian KA barang. terdapat 3 kategori panjang emplasemen stasiun : reguler (< 700 meter), long sliding (700 - 900 meter) dan longer sliding ( > 900 meter). untuk KA barang yang terdiri 2/3 unit lokomotif + 60/65/72 unit gerbong hanya dapat berhenti pada stasiun yang memiliki emplasemen kategori longer sliding. untuk lintas yang belum ada rencana proyek jalur ganda, sudah ada rencana untuk memperpanjang emplasemen di beberapa stasiun menjadi 1300 meter.

7. beberapa lintas sudah over capacity
sebagai contoh untuk lintas prabumilih - tigagajah hanya memiliki kapasitas 40 KA/hari, namun pada kenyataanya frekwensi 50 KA/hari. untuk mengatasi hal ini, langkah pertama dilakukan penambahan stasiun baru di dua tempat yang paling panjang petak jalannya. Penambahan 6 stasiun baru di tahun 2011, yaitu;
> Stasiun Talangpadang antara Niru – Blimbingpendopo
> Stasiun Tanjungterang antara Blimbingpendopo– Gunungmegang
> Stasiun Sukamenanti antara Tarahan - Kotabumi
> Stasiun Candimas antara Kalibalangan – Kotabumi
> Stasiun Beringinjaya antara Giham - Waytuba
> Stasiun Waypisang antara Waytuba – Martapura
Pada tahun 2013, direncanakan akan dibangun 10 stasiun baru lagi.

8. terjadi bottle neck pada jalur tunggal (single track)
Kapasitas lintas total saat ini hanya 59 KA/hari, namun pada kenyataanya terdapat frekuensi 64 KA/hari. untuk menghindari bottle neck karena persilangan KA di stasiun dan rencana untuk penambahan perjalanan KA (perKA) di kemudian hari, maka beberapa lintas yang sudah jenuh dibangun jalur ganda. Untuk tahun 2012, sudah dioperasikan jalur ganda prabumulihbaru - niru dan baturaja - tigagajah. pada tahun 2013 ini segera dilanjutkan proyek jalur ganda niru - muaraenim, prabumulihbaru - tanjungrambang, blambanganumpu - giham dan sukamenanti - tarahan. proyek jalur ganda tersebut ditargetkan operasional pada akhir tahun 2013. Pada tahun 2012, sudah dilakukan Detail Enginering Desain (DED) pembangunan shortcut Rejosari - Tarahan dengan tujuan agar KA barang tidak perlu melalui tanjungkarang (kota bandar lampung). jalur ganda ini juga diperuntukkan agar KA barang dapat melalui dengan mulus pada tanjakan/gradien tinggi 8 - 12 per mil pada lintas tulungbuyut - blambanganumpu. badan jalan (spoor baan) untuk rencana jalur ganda tulungbuyut - blambanganumpu sudah dibangun pada tahun 2012. Pada tahun 2015, direncanakan jalur ganda (full double track) sudah meng-cover lintas prabumulihbaru - rejosari dan shortcut rejosari - tarahan.
Terimakasih penjelasannya sangat membantu Tersenyuum
Kalau boleh tau, untuk poin yang ke 7 itu kan ttng kapasitas/hari..
Untuk bisa tau kapasitas/hari itu gmn cranya? mohon penjelasannya kembali..

Kapasitas Jalur Kereta Api adalah kemampuan maksimum suatu jalur kereta api untuk dapat menampung sejumlah perjalanan kereta api dalam waktu 24 jam (1440 menit).
kapasitas untuk jalan rel ditentukan oleh beberapa hal :
1. headway, yaitu kerapatan minimum atau selang waktu minimum antara dua kereta api.
2. Kecepatan kereta api. puncak kecepatan kereta api ditentukan puncak kecepatan terendah di antara puncak kecepatan sarana dengan prasarana.

Untuk divre 3, diasumsikan satu rangkaian KA barang yang terdiri dari 50 gerbong (atau panjangnya lebih dari 500 meter) serta waktu pelayanan blok dan sinyal mekanik diperlukan 3 menit, maka digunakan rumus kapasitas lintas dengan rumus Scott :

N =(1440 x C) / ((S / V) + t )
dimana :
N = kapasitas lintas (KA/hari)
C = faktor efisien pemakaian KA per hari, saya ambil 0.8
S = jarak antar stasiun (km)
V = kecepatan operasi kereta (km/menit), jika diambil 40 km/jam, maka 40 km/jam = 0.67 km/menit
t = waktu yang dibutuhkan untuk mengoperasikan signal, diambil 3 menit untuk signal mekanik
Jadi kapasitas lintas pun penting ya untuk kereta api, di perhitungkan juga..
Saya akn coba2 hitung kapasitas lintas dg rumus itu..


Saya mau tanya lagi, kalau rangkaian kereta untuk angkut barang, khususnya batu bara biasanya kan menggunakan 2 lokomotif, bahkan 3 mungkin, dan itu di rangkai di bagian dpan semuanya..
Kalau tidak smua lokomotifnya di rangkai di depan, misal yg satu di depan, trus yang satu lagi di tengah, itu apakah mempunyai pengaruh tersendiri untuk kecepatan kereta nya?
Nyumbang suara ya ...

Apa maksud mbak Dewi ada lokomotif yg dibelakang rangkaian kereta. Kalau di belakang, ada. Memberi tenaga pada rangkaian kereta api apalagi dalam posisi tanjakan, kalau dua lokomotif di depan semua, kan lebih banyak usaha yg dikeluarkan lokomotif karena menarik saja tanpa ada yg mendorong, tentu saja berpengaruh pada kecepatannya juga. CMIIW ...

Monggo yang ahli silahkan membetulkan ...

sepertinya tidak mempengaruhi kecepatan. Hanya saja akan merepotkan saat lok yg ditengah perlu perawatan dan isi hsd musti bongkar stamformasi gerbong yg segitu panjangnya. CMIIW Tersenyuum
Pages: 1 2 3