Semboyan35 Indonesian Railfans

Full Version: lebih baik mana ya perumka atau PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
Pages: 1 2 3 4
akhir akhir ini ada kegelisahan di kalangan orang orang kereta api !kenapa karena sudah cukup lama juga status perumka yang tadinya perusahaan umum berubah jadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).ini jelas perlu pertimbangan yang matang kenapa yang tadinya berbentuk perusahaan umum terus harus berubah jadi perseroan terbatas.setahu saya kalau berbentuk perum mereka tidak di haruskan mencari laba sebesar besarnya . dengan kata lain mereka hanya mengemban amanat dari pemerintah untuk menyelanggaran angkutan kereta api.

berbeda dengan PT yang di haruskan sebaliknya. yang membuat mereka ( orang orang kereta api ) gelisah karena hingga akhir akhir ini kesenjangan status dan pendapatan mereka jauh berbeda dengan jaman perumka dahulu.dimana mereka dulu menyandang status PNS kalau sekarang kan mereka pegawai perusahaan makanya pendapatan nya pun masih kurang ( karena kinerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero) msih kurang memuaskan ) jika di bandingkan dengan PNS yang sudah banyak terjadi penyesuaian kesejahteraan dari pemerintah . makanya ada wacana dari para abdi dalem PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang menuntut perusahaan kembali kejaman perumka dahulu .

namun banyak para petinggi KEMENTRIAN PERHUBUNGAN tidak setuju dengan usulan ini karena di anggap sebagai sebuah kemunduran

kira kira lebih baik yang mana ya ?Bingung

daripada bingung-bingung bagaimana kalau keduanya saja digunakan?
Untuk PT. KA bertugas untuk mencari keuntungan dengan mengoperasikan KA non PSO seperti KA Eksa, Bisnis, dan Barang.. sedangkan untuk PERUMKA memiliki tugas untuk melayani rakyat dengan HANYA mengoperasikan KA Ekonomi..
menurut saya dengan pemisahan ini perusahaan (PTKA) dapat lebih fokus dengan core bussiness-nya tanpa perlu memikirkan KA Ekonomi yg "katanya" rugi terus dan telat PSOnya.. sedangkan Perumka cukup mengemban tugas dari pemerintah dimana seluruh biaya operasinya disubsidi oleh pemerintah (mungkin Perum kurang cocok, sepertinya lebih pas PN atau Perjan)

CMIIW Xie Xie

Kalo gitu ntar di seragam R6-nya ada 2 macam badge dong...? Yaitu personil yg tergabung di PT KA - DEPARTEMEN PERHUBUNGAN dan PERUMKA - DEPARTEMEN PERHUBUNGAN. Apa kira2 begitu...?


@Kang dedy vh :
(IMHO) Kalo saya sich justru berkomentar kepada Kementerian BUMN. Bukankah sekarang PT KA sdg dijadikan "sapi perahan" oleh Kementerian BUMN utk mendapatkan profit, profit & profit yg lebih besar...?

Bisa di cek, kenapa sekarang harga tiket K1 dan K2 sekarang bs berfluktuasi & beda bila dibandingkan dgn zamannya Dirut2 terdahulu...? Terus penunjukkan Dirut & Dirkom kenapa berasal bukan dr orang kereta api tapi berasal dr kalangan pengejar profit..?

Sebenernya kalo operator perkeretapian di Indonesia (PT KA) mau buka2an dlm hal ini fair management kepada seluruh karyawan teknis di lapangan seperti masinis, PPKA dsb dengan pemberian bonus yg layak dari hasil performa individu dlm bekerja saya rasa polemik ini nggak akan bekepanjangan.

Saya mau ambil contoh lain, saya punya Ayah yg merupakan pensiunan dr salah satu Bank milik negara. Dulu sewaktu masih dinas, pake inventaris sepeda motornya masih pake plat merah. Terus ada kebijakan baru Bank tsb jadi BUMN yg diswastakan dan status perusahaan jd PT, inventaris mobil & motor jadi plat hitam semua. Selama berdinas, berkinerja baik bs mendapatkan bonus. Sekarang setelah pensiun jg mendapatkan pesangon yg cukup.

So, dr ilustrasi di atas kenapa PT KA, Kementerian BUMN & Kementerian Perhubungan tdk bs seperti Kementerian Keuangan...? Tanya kenapa...?

(mhn maaf, kalo postingan saya malah tdk berkenan) Xie Xie

kalo baca dari cerita2 lama, yang lebih baik adalah... Roda Tebang

Pisss ahhh...

secara kelembagaan sih saya ga terlalu paham, tapi secara birokrasi, PT atau Perum masih aja jadi anak tiri pemerintah...

dan dalam kenyataan sehari2... Pasrah Aja Dah

Kalo gitu ntar di seragam R6-nya ada 2 macam badge dong...? Yaitu personil yg tergabung di PT KA - DEPARTEMEN PERHUBUNGAN dan PERUMKA - DEPARTEMEN PERHUBUNGAN. Apa kira2 begitu...?

[/spoiler]
@Kang dedy vh :
(IMHO) Kalo saya sich justru berkomentar kepada Kementerian BUMN. Bukankah sekarang PT KA sdg dijadikan "sapi perahan" oleh Kementerian BUMN utk mendapatkan profit, profit & profit yg lebih besar...?

[spoiler]Bisa di cek, kenapa sekarang harga tiket K1 dan K2 sekarang bs berfluktuasi & beda bila dibandingkan dgn zamannya Dirut2 terdahulu...? Terus penunjukkan Dirut & Dirkom kenapa berasal bukan dr orang kereta api tapi berasal dr kalangan pengejar profit..?

Sebenernya kalo operator perkeretapian di Indonesia (PT KA) mau buka2an dlm hal ini fair management kepada seluruh karyawan teknis di lapangan seperti masinis, PPKA dsb dengan pemberian bonus yg layak dari hasil performa individu dlm bekerja saya rasa polemik ini nggak akan bekepanjangan.

Saya mau ambil contoh lain, saya punya Ayah yg merupakan pensiunan dr salah satu Bank milik negara. Dulu sewaktu masih dinas, pake inventaris sepeda motornya masih pake plat merah. Terus ada kebijakan baru Bank tsb jadi BUMN yg diswastakan dan status perusahaan jd PT, inventaris mobil & motor jadi plat hitam semua. Selama berdinas, berkinerja baik bs mendapatkan bonus. Sekarang setelah pensiun jg mendapatkan pesangon yg cukup.
[/spoiler]
So, dr ilustrasi di atas kenapa PT KA, Kementerian BUMN & Kementerian Perhubungan tdk bs seperti Kementerian Keuangan...? Tanya kenapa...?

(mhn maaf, kalo postingan saya malah tdk berkenan) Xie Xie


[/quote]

Saya setuju sama pendapat yg saya bold Top Banget
bukan cuma PT. Kereta Api Indonesia (Persero) aja, BUMN dibawah naungan kemen-BUMN yg lokasinya deket sama Jakarta dijadikan "sapi perahan" oleh Partai pendukung pemerintah dan lembaga Legislatif negara Ngamuk Ngamuk
jelas era Perum lah,
karena PERUM kan tidak semata2 mencari keuntungan

tapi,
saya sependapat kalau PT. Kereta Api Indonesia (Persero) hanya mengurus K2 ke atas dan KA BARANG
sedangkan K3 diurus oleh pemerintah dalam hal ini Kemenhub,atau dibentuk Kementrian Kereta Api dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dibawah nya
Quote: daripada bingung-bingung bagaimana kalau keduanya saja digunakan?
Untuk PT. KA bertugas untuk mencari keuntungan dengan mengoperasikan KA non PSO seperti KA Eksa, Bisnis, dan Barang.. sedangkan untuk PERUMKA memiliki tugas untuk melayani rakyat dengan HANYA mengoperasikan KA Ekonomi..
menurut saya dengan pemisahan ini perusahaan (PTKA) dapat lebih fokus dengan core bussiness-nya tanpa perlu memikirkan KA Ekonomi yg "katanya" rugi terus dan telat PSOnya.. sedangkan Perumka cukup mengemban tugas dari pemerintah dimana seluruh biaya operasinya disubsidi oleh pemerintah (mungkin Perum kurang cocok, sepertinya lebih pas PN atau Perjan)
nggak bisa sperti itu kang soalnya untuk merubah status itu tidak semudah membalikan telapak tangan . karena perlu ada ijin dari pemerintah dalam hal ini mungkin kementrian bumn dan juga DPR kali ya.belum lagi notaris belum lagi ada ijin dari sekneg selanjutnya tertulis di lembaran negara.

memang sih kalau saja kinerja PT. Kereta Api Indonesia (Persero) maksimal kesejahteraan pun di depan mata spt pertamina dan telkom lah. mereka bisa menyesuaikan kesejahteraan tanpa harus ijin ke pemerintah , kan diambil dari kas internal perusahaan sendiri
Perumka.Memang,kenapa waktu jaman PT KA,banyak penumpang yang mengeluh tentang pelayanan-pelayanannya,misalkan waktu Anggrek jaman K9 pintu otomatisnya rusak,AC dan tentang penipuan diatas kereta api,Gajayana ACnya yang terlalu dinginSakit.
Ada yang setuju tentang pembagian tugas-tugasnya?
1.PT KA hanya ngrusi sebagian kereta kelas eksekutif,seluruh kereta bisnis,ekonomi ACdan kereta barang.
2.Perumka ngurusi sebagian kereta kelas eksekutif argo dan seluruhkereta Ekonomi
3.PT KCJ melayani hanya KRL saja
4.Kemenhub hanya ngasih jatah berupa KRL,KRD,KRD-I,KRL-I,KRDE,lokomotif,dan gerbong.
Setuju?
Saya menilai perkeretaapian Indonesia sekarang ini sudah menjadi profit oriented. Buktinya, mutu pelayanan di kereta K1, K2, K3 AC dan K3 sangat jauh perbedaannya. Siapa yang mampu membayar mahal, itulah yang akan mendapat pelayanan terbaiknya. Seperti pepatah Jawa 'jer basuki mowo beo', yang artinya 'kalau mau selamat harus keluar biaya'.
dan celakannya karena profit oriented, sebaga contoh, akhirnya KA2 yg mngkin sbenernya masih dibutuhkan namun kurang menghasilkan laba akhirnya ditebas....jadinya beberapa KA yg dibutuhkan beberapaa kalangan masyarakat menghilang karena dianggap kurang menguntungkan. makanya, mngkin sebaiknya PT KA tidak menjadi PT dulu karena yg diharapkan dari bentuk PT adalah perusahaan dpat berlomba2 menigkatkan kualitas, tapi itu dngan asumsi klo ada pesaingnya dan PT KA belum mempunyai pesaing d kelasnya,beda dngan Telkom, pertamina ato garuda,,so harusnya orientasi yg dijalaninya juga harus mencakup orientasi sosial juga...itu klo menurut ane...
Pages: 1 2 3 4