Semboyan35 Indonesian Railfans

Full Version: Penumpang Gelap KRL Depok Ekspres yang Meresahkan
You're currently viewing a stripped down version of our content. View the full version with proper formatting.
Disadur dari detik.com



Quote:Seperti biasa setiap pulang kantor saya menggunakan KRL Depok Ekspres dari Stasiun Gambir pk 17.18 WIB (nyatanya jadwal selalu molor). Ketika itu, Senin (21/1/2008) seperti biasanya juga sesampai di Gambir kereta sudah penuh sesak oleh penumpang gelap yang naik dari Stasiun Kota dan Juanda sehingga saya bersama istri selalu harus berdiri berdesak-desakan.

Tiba di Stasiun Gondangdia seperti yang sudah-sudah serombongan penumpang gelap menyerbu masuk ke dalam kereta, dan jadilah kami bak pepesan ikan asin yang ditumpuk-tumpuk. Parahnya lagi kondektur dan petugas pendamping (berseragam safari) yang seharusnya menindak tegas setiap penumpang yang tidak memiliki karcis malah bersekongkol dengan mereka.

Hanya dengan menyuap 3 ribu rupiah kepada kondektur para penumpang gelap setiap hari bebas naik dan duduk manis di dalam kereta. Selepas kereta meninggalkan Stasiun Pondok Cina, di gerbong 8 (sarang penumpang gelap) saya mendapati segerombolan penumpang gelap mengisap rokok dan dari bau mulut mereka tercium bau minuman keras.

Karena ulah mereka sudah meresahkan, saya pun menegur. Tapi, tidak ditanggapi dan malah terkesan 'menantang'. Saya emosi, namun istri saya buru-buru menarik tangan saya sambil membisikkan kata-kata, 'sudahlah jangan diladeni, wong petugasnya saja takut sama mereka'.

Soal takutnya petugas memang pernah saya saksikan sendiri beberapa waktu lalu. Begini ceritanya. Ketika itu petugas sedang melakukan pemeriksaan karcis di gerbong 8, dan mendapati banyak penumpang yang tidak memiliki karcis lalu ditegur. Bukannya para penumpang gelap tersebut menyadari kesalahannya, eee .. malah membentak-bentak petugas serta menggedor-gedor pintu kabin masinis. Sang petugas pun pucat pasi.

Ketakutan petugas dijadikan momentum para penumpang gelap untuk setiap hari naik KRL Depok Ekspres tanpa perlu membeli karcis yang harga resminya 9 ribu rupiah. Pertanyaan saya kapan para petugas memiliki nyali menindak para pelanggar hukum yang bukan saja sudah meresahkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tapi juga kami sebagai penumpang resmi.

Masak sih menindak orang yang jelas-jelas salah tidak berani. Apa sudah lupa dengan kalimat ini "untuk mencapai kemenangan di muka bumi, bagi setan hanya cukup dengan membuat orang benar dan baik tidak berbuat apa-apa". Terima kasih.
Para petugasnya itu bukan hanya kurang nyali,tp mereka juga kurang iman.Stasiunnya juga serba kurang,kurang aman & kurang bisa mencegah penumpang gelap dgn seenaknya masuk.Harusnya stasiun2 yg jadi tempat naiknya para penumpang gelap dilengkapi dg security yg memadai & saat kereta api sudah datang semua pintu keluar & celah2 berlubang yg mungkin bisa dilalui para penumpang gelap ditutup.
dear all,

membaca cerita dari pak "KS" kita satu ini cukup memprihatinkan juga meskipun kejadiannya sudah lawas banget yang ironisnya sampai sekarang masih saja terjadi.

kalau saya berpendapat memang seharusnya setiap rangkaian KRL Express (maupun KRL Ekonomi (AC) atau Semi Express) harus didampingi dan dikawal oleh PolSusKA (terlebih saat pemeriksaan karcis) sebab selama ini saya melihat keberadaan PolSusKA di "KA Jawa" sangatlah "sakti" dan "ampuh" untuk menindak setiap pelanggaran keamanan dan ketertiban didalam KA.

selanjutnya "mental" petugas juga diperbaiki... sebab selama sepengetahuan saya oknum petugas selalu menerima saja 'damai" yang diberikan yang kalau menurut saya hal tersebut tak akan terjadi apabila petugasnya bermental baik dan benar.

percayalah.....bahwa penumpang gelap ada karena adanya celah dari provider (dalam hal ini Perumka) yang lengah.

kiranya itu saja yang dapat saya tulis, mohon maaf dan koreksinya. tambahkan masukannya bila terdapat kekurangan.



salam,

== " Lok Bima Kunting " ==
Klo stasiunnya disterilkan pastinya ga ada kambingers
kuncinya ya disiplin disiplin penumpangnya dan disiplin petugasnya (bukan disiplin cuma sebulan)